Jakarta, CNBC Indonesia – Pavel Durov merupakan satu dari banyak orang yang menjadi tokoh teknologi dunia saat ini. Dia merupakan pendiri dari platform pesan instan Telegram dengan kekayaan yang dilaporkan Forbes senilai US$15,1 miliar (Rp 225 triliun).
Laman Insider menyebut sebagian besar kekayaannya berasal dari Telegram. Platform itu saat ini memiliki 500 juta pengguna aktif dengan valuasi US$30 miliar.
Pria yang dijuluki Mark Zuckerberg dari Rusia itu mendirikan Telegram pada tahun 2013 bersama saudaranya Nikolai. Situs Digital-Life Design Conference menyebut keduanya lahir dari keluarga intelektual, dikutip Rabu (10/8/2022).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun jauh sebelum Telegram tercipta, Durov lebih dulu mendirikan jaringan sosial Rusia bernama Vkontakte. Situs itulah yang membawa ketenaran dan pendapatan baginya bahkan disebut sebagai pengusaha selebriti terbesar oleh The New York Times, serta menjadi target dari Kremlin.
Dia menjadi target Rusia karena menolak tuntutannya untuk mengakses data Vkontakte para pemimpin protes dari Ukraina. Kremlin nampaknya berusaha mengendalikan jaringan tersebut.
Pada April 2014, Durov mengaku dipecat dari kursi CEO Vkontakte karena Reuters melaporkan entitas yang didukung negara berusaha mengendalikan perusahaan. Sebagai informasi Grup Mail.Ru, yang dimiliki oleh oligarki Alisher Usmanov membeli perusahaan US$1,47 pada akhir tahun tersebut.
Namun itu tak membuat hubungan Kremlin dan Durov membaik. Tahun 2018, Telegram dilarang Rusia setelah pengusaha 37 tahun itu menolak akses pemerintah ke data pengguna.
Ratusan orang protes dengan kebijakan itu. Akhirnya dua tahun berselang Telegram dapat digunakan kembali di Rusia.
Insider juga menuliskan Telegram memainkan perang penting dalam perang di Ukraina. Pada Maret lalu, Durov yang disebut juga keturunan Ukraina bersumpah untuk melindungi data pengguna Ukraina.
“Saat saya menentang tuntutan [Kremlin], taruhannya tinggi untuk saya pribadi,” kata Durov. “Saya mendukung pengguna kami apapun yang terjadi. Hak privasi mereka suci”.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT