Jakarta, CNBC Indonesia – Harga nikel dunia melesat 3% lebih. Kenaikan ini lantaran komoditas yang diincar Elon Musk untuk Tesla itu tengah dalam kondisi kekurangan pasokan.
Pada Kamis (11/8/2022) pukul 14.50 WIB harga nikel dunia tercatat US$23.250 per ton, melonjak 3,38% dibandingkan harga penutupan kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Persediaan nikel di gudang yang dipantau oleh bursa logam London (LME) terus menyusut mencapai posisi terendah sejak Desember 2008
Pada 9 Agustus 2022 persediaan nikel di gudang LME tercatat 56.382 ton, anjlok 44,66% secara point-to-point (ptp) sejak awal tahun ini.
Hal ini menjadi indikasi bahwa permintaan nikel dunia terus datang sehingga persediaan di gudang terus menyusut.
Di sisi lain, inflasi Amerika Serikat (AS) yang tercermin dari Indeks Harga Konsumen (IHK) mulai mendingin. Setelah pada Juni melaju di tingkat 9,1% year-on-year (yoy) sekaligus menjadi tertinggi sejak 40 tahun, pada Juli inflasi AS turun menjadi 8,5% yoy. Angka tersebut pun di bawah ekspektasi 8,7% yoy.
Turunnya inflasi membuat pasar berekspektasi bahwa bank sentral AS, The Federal Reserves/The Fed, kemungkinan akan mereda kenaikan suku bunga yang agresif.
Kala kenaikan suku bunga tidak menjadi agresif, para pelaku pasar berharap laju ekonomi bisa terjaga sehingga akan berpengaruh positif terhadap permintaan logam industri seperti nikel.
TIM RISET CNBC INDONESIA
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT