TEMPO.CO, Jakarta -Badan Pusat Statistik atau BPS menyebutkan penurunan ekspor non-migas terbesar, khususnya pada golongan barang HS dua digit adalah besi dan baja. Penurunan ekspornya mencapai 18,02 persen atau turun sebanyak US$ 491,71 juta.
“Jadi yang tertinggi penurunannya untuk ekspor pada bulan Juni dibandingkan Mei 2022 adalah HS 72 atau besi dan baja,” kata Ketua BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual pada Jumat, 15 Juli 2022.
Adapun negara tujuan utama ekspor besi dan baja Indonesia adalah Tiongkok, Taiwan, dan Italia.
Selanjutnya, penurunan ekspor juga terjadi pada barang HS 74 atau tembaga dan barang daripadanya. Ekspor HS74 turun sebanyak US$ 89,8 juta. Kemudian ekspor kapal, perahu, dan struktur terapung juga turun sebanyak US$ 28,4 juta. Selanjutnya ekspor HS 29 atau bahan kimia dan organik turun sebesar US$ 18,1 juta. Ekspor bahan kimia anorganik juga turun US$ 12,9 juta.
Sementara itu, ekspor Indonesia pada Juni 2022 mengalami kenaikan sebanyak 21,30 persen dibandingkan Mei 2022. Nilai ekspor pada Juni 2022 mencapai US$ 26,09 miliar. Sektor non-migas juga penyumbang terbesar dari total ekspor pada Juni 2022 yaitu sebesar 94,13 persen. Ekspor non-migas meningkat sebesar 22,71 persen.
Margo mengatakan jika bandingkan dengan ekspor Juni tahun lalu atau secara year on year (yoy), ekspor Indonesia meningkat 40,68 persen. Secara yoy, ekspor non-migas meningkat sebesar 41,89 persen.
Adapun ekspor yang mengalami kenaikan terbesar pada Juni 2022 adalah komoditas lemak atau minyak hewan/nabati. Menurut Margo, peningkatannya secara month to month sangat impresif yaitu sebesar 300,66 persen. Kemudian disusul oleh peningkatan ekspor HS 87 atau kendaraan dan bagiannya yaitu sebesar 40,11 persen.
Jika dilihat per sektornya, Margo menyebutkan ekspor sektor pertanian dan kehutanan meningkat 23,30 persen dengan nilai ekspornya mencapai US$ 0,36 miliar. Diikuti nilai ekspor industri pengolahan mencapai US$ 18,27 atau meningkat 29,21 persen. Kemudian ekspor industri pertambangan yang mencapai US$ 5,93 atau meningkat 6,22 persen.
Adapun peningkatan terbesar ekspor non-migas beberapa golongan HS dua digit Juni 2022 terhadap Mei 2022 adalah HS 15 yaitu lemak atau minyak hewani/nabati. Peningkatannya sebesar US$ 2,54 juta atau naik 300,66 persen. Negara utama tujuan ekspornya adalah Tiongkok, Pakistan, dan India.
Baca Juga: BPS: Ekspor Juni 2022 Capai USD 26 Miliar, Naik 40,6 Persen
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.
Perdagangan ekspor 50 kontainer biji kopi Indonesia terealisasi ke Mesir awal tahun 2023.
PHK besar-besaran diakibatkan oleh dampak pandemi Covid-19 yang masih dirasakan sejumlah perusahaan.
Harga Batu Bara Acuan (HBA) Januari 2023 naik menjadi senilai USD 23,73 per ton.
Total sepanjang 2022, penjualan mobil Kia di Korsel naik 4,6 persen menjadi 2.903.619 unit, dari 2.776.359 unit pada periode yang sama 2021.
Asosiasi eksportir di Ekuador ketakutan karena meningkatnya penyerangan terhadap kontainer pengiriman dan kontaminasi paketnya dengan narkoba
PT WIKA Industri Manufaktur (WIMA) melaporkan bahwa motor listrik Gesits bakal diekspor ke pasar otomotif Nepal. Berapa unit yang akan dikirimkan?
Pemerintah mengantisipasi dampak resesi global yang kini mulai dirasakan, yakni turunnya permintaan ekspor di industri manufaktur.
Liza mengatakan logal bauksit bisa diolah menjadi logam alumina dan aluminium.
Pengamat ekonomi energi UGM Fahmy Radhi larangan ekspor bauksit akan memaksa pengusaha bauksit untuk membangun smelter.
India, salah satu pembuat obat terbesar di dunia, siap meningkatkan ekspor obat demam ke China yang kewalahan menghadapi lonjakan kasus COVID-19.