Sumbawa Masa Depan NTB
Lombok dan Sumbawa adalah dua pulau terbesar Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Pulau-pulau lainnya yang mencapai 217 buah merupakan pulau-pulau kecil. Selama ini, Lombok memang lebih terkenal ketimbang Sumbawa, apalagi setelah sektor pariwisata berkembang semakin pesat beberapa tahun terakhir.
“Namanya pembangunan, kan, merembes, seperti Jawa terpusat di Jakarta,” kata Gita Ariadi.
Dengan potensi yang ada, dirinya yakin Pulau Sumbawa bisa seterkenal Lombok. Langkah pertama yang dilakukan pemerintah provinsi adalah terus meningkatkan infrastruktur jalan untuk membuka kantong-kantong ekonomi di lima kabupaten/kota di pulau tersebut. Salah satu yang sudah terlaksana adalah pembangunan Lintas Poto-Sape sepanjang sekitar 300 kilometer dari ujung barat Sumbawa di Kabupaten Sumbawa Barat hingga ujung timur Sumbawa di Kabupaten Bima.
Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi NTB tahun 2013-2018, potensi pertanian dan juga peternakan di Sumbawa dikembangkan. Sumbawa dapat dikatakan merupakan lumbung padi dan tanaman pangan lainnya di NTB. Melalui program Pijar (sapi, jagung, rumput laut), tanaman padi dan jagung dikembangkan lagi. Salah satu hasilnya, pengembangan tanaman jagung telah meningkatkan kesejahteraan petani di Kabupaten Dompu.
Sekretaris Daerah Dompu Agus Bukhari mengatakan, pengembangan jagung sebagai salah satu unggulan daerah Kabupaten Dompu telah menunjukkan hasil yang cepat dalam upaya mengatasi kemiskinan di Dompu. Salah satu indikator adalah meningkatkan pendapatan per kapita dari Rp 8,2 juta pada 2011 menjadi Rp 13,8 juta pada 2014.
Sumber daya alam
Sumber daya alam Sumbawa juga memberikan kemudahan bagi warganya untuk memelihara sapi ataupun kerbau. Di sejumlah wilayah terdapat padang penggembalaan, baik dalam skala kecil maupun besar (luas). Banyak ternak yang dilepaskan begitu saja di padang penggembalaan yang telah menyediakan makanan (rumput) bagi ternak. Hanya saat kemarau panjang, warga harus mencarikan rumput bagi ternak mereka.
Padang penggembalaan yang terluas adalah di Doro Ncanga, di lereng Gunung Tambora di wilayah Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu. Oleh Pemerintah Provinsi NTB, padang penggembalaan yang luasnya puluhan hektar ini diproyeksikan untuk pengembangan ternak sapi dan kerbau dalam skala lebih luas lagi.
Kawasan hutan di Sumbawa yang masih terjaga juga menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat. Bukan dari hasil kayu hutan, melainkan dari hasil hutan nonkayu, yaitu madu. Pepohonan di hutan yang tinggi dan terlindungi dari penebangan liar merupakan tempat berbiaknya lebah penghasil madu.
Sebagian wilayah Sumbawa yang berbukit masih berupa hutan, yang kini berstatus hutan negara. Meskipun begitu, warga di sekitar hutan diperbolehkan memanen madu dari hutan tersebut asalkan tetap menjaga kelestarian hutan.
Di sektor kelautan, sejumlah tempat di Sumbawa merupakan sentra perikanan dan budidaya hasil laut lainnya seperti rumput laut. Sentra perikanan antara lain terdapat di Kabupaten Sumbawa Barat dan Sumbawa. Adapun sentra pengembangan rumput laut di Kabupaten Sumbawa dan Dompu.
Tanah Sumbawa juga menyimpan kekayaan yang tak terkira berupa materi tambang, seperti bijih besi, tembaga, dan emas. PT Newmont Nusa Tenggara merupakan perusahaan besar pertama yang menambang emas dan tembaga di Sumbawa, yaitu di kawasan Batu Hijau, Kabupaten Sumbawa Barat. Setelah itu, ada rencana membuka penambangan tembaga dan emas di Blok Dodo Rinti di Kabupaten Sumbawa.
Potensi pertambangan juga banyak terdapat di Kabupaten Bima dan Dompu. Kepala Bidang Pertambangan Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan, dan Pertambangan Kabupaten Dompu Jufri mengatakan, penambangan pasir besi di lereng Tambora di Celebai sudah mulai dilakukan.
“Potensi (tambang) lainnya adalah emas dan tembaga di Kecamatan Huú. Ada juga potensi energi panas bumi geotermal di Kecamatan Kempo. Dengan potensi sekitar 69 megawatt, cukup untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di Pulau Sumbawa,” katanya.
Sektor pertambangan, yang sebagian terbesar berada di Pulau Sumbawa menjadi penyumbang terbesar kedua setelah pertanian di NTB, dengan kontribusi 18,63 persen. Itu pun masih banyak potensi tambang yang belum digarap. Seperti di Dompu, ada potensi tambang mangan, tetapi eksplorasinya terkendala karena berada di kawasan hutan negara.
Bagaimanapun, pemanfaatan sumber daya alam jangan sampai mengorbankan kelestarian sumber daya alam lainnya. Namun jika dikelola dengan benar dan tepat, potensi itu bukan tidak mungkin menjadi gula baru bagi NTB. (IKA/REK/ENG/RUL)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Kompas.com menggunakan cookie browser untuk meningkatkan performa, kenyamanan dan menganalisa website.