Sosial
Ratusan orang berkumpul di Bendungan Katulampa, Sabtu (5/6/22). Tangan mereka erat memegang karung dengan tulisan berbeda-beda. Ada label ‘plastik’, ‘tekstil’ maupun ‘styrofoam’. Mereka bergerak menuruni tangga yang cukup curam untuk ke pinggiran Sungai Ciliwung. Hari itu, mereka peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, sedang bersih-bersih Sungai Ciliwung.
“Mari kita bersihkan sungai ini dari sampah!” kata Luckmi Purwandari, Direktur Pengendalian Pencemaran Udara, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
“Ayo!!” Balas yang lain.
Dengan cekatan mereka memungut sampah di sungai dan memasukkan ke dalam karung. Sebelum diangkut, sampah-sampah dikumpulkan itu dipilah terlebih dahulu sesuai jenis. Tujuannya, agar dalam proses daur ulang bisa lebih efektif.
Luckmi mengatakan, bersih-bersih Ciliwung ini untuk mengajak keterlibatan masyarakat menjaga lingkungan. Juga untuk menyadarkan semua pihak kalau membersihkan sungai, bukan perkara mudah.
“Berat sekali. Ada banyak sampah seperti bekas baju, plastik, styrofoam dan lain-lain, sulit ngambilnya,” katanya.
Lewat peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia dan kegiatan bersih-bersih Sungai Ciliwung ini, Luckmi berharap, bisa menyadarkan para pihak untuk mengendalikan pola konsumsi. Kebutuhan sehari-hari, katanya, harus dikendalikan hingga tak menimbulkan sampah berlebih.
“Jaga sampah jangan sampai kebawa air hingga masuk ke sungai dan laut. Selaras dengan tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2022 ini, Only One Earth. Satu bumi untuk masa depan. Ini menyadarkan kita untuk menyayangi bumi demi keberlangsungan masa depan.”
Selain bersih-bersih sungai, KLHK juga mengajak masyarakat bersepeda. Luckmi bilang, hal ini penting untuk hemat energi dan transportasi ramah lingkungan.
Soal kondisi Ciliwung, kata Luckmi, sungai yang membentang dari Jawa Barat sampai Jakarta ini dalam pengelolaan harus bersama-sama. Semua pihak, katanya, harus ikut terlibat menjaga Ciliwung. Pemerintah pusat, daerah, akademisi, masyarakat, pelaku usaha, masyarakat dan lain-lain.
“KLHK bekerjasama dengan Komunitas Ciliwung sudah cukup lama. Saya lima tahun terakhir ikut terlibat, bersinergi dengan Komunitas CIliwung sepanjang hulu hingga ke hilir,” katanya.
Baca juga : 7 Fakta Penting Sungai Ciliwung yang Harus Kita Ketahui
Ada sekitar 32 komunitas aktif. KLHK juga ada program eko riparian dengan menata sepanjang sempadan sungai hingga bebas dari sampah. KLHK juga menyusun daya tampung beban pencemaran sungai Ciliwung. “Di masing-masing segmen sudah ada. Mudah-mudahan kualitas Sungai Ciliwung makin membaik.”
Adi Saiman, dari Komunitas Peduli Ciliwung (KPC) mengatakan, kondisi Sungai Ciliwung di Kota Bogor jauh lebih baik, meski belum sempurna. Alira Ciliwung di kota hujan ini berada di posisi tengah hingga masih ada kontribusi dari hulu yang kemungkinan membawa sampah masuk ke Ciliwung.
“Karena upaya-upaya Kota Bogor untuk menaturalisasi Ciliwung antara lain lewat aksi bersih-bersih. DI Kota Bogor juga sudah dibentuk Satgas Naturalisasi Sungai Ciliwung. Dibentuk pada Oktober 2018. Setiap Senin sampai Jumat tim Satgas bergerak di lapangan untuk mengedukasi dan sosialisasi pola hidup di tepi sungai,” kata Adi.
Selain itu, katanya, komunikasi intensif dengan berbagai pemangku kepentingan untuk sama-sama menjaga Sungai Ciliwung.
“Semua kita ajak berkontribusi konkrit, komprehensif dan berkelanjutan. Nantinya bisa mengubah cara pandang terutma dalam konteks persampahan dan lingkungan hidup,” katanya.
Selain sampah, katanya, permasalahan lain Sungai Ciliwung adalah pengolahan limbah domestik.
Dia bilang, memang tak ada limbah industri besar di sepanjang aliran Ciliwung di Kota Bogor tetapi ada beberapa industri rumahan seperti olahan kerupuk, tahu, tempe dan lain-lain yang perlu dipastikan agar mengolah limbah dengan baik.
“Kalau kita lihat limbah itu limbah organik. Kan kalau tidak diolah dengan baik, ikut berkontribusi mencemari sungai. Bisa menimbulkan bau. Belum lagi ada beberapa warga beternak kemudian kandang di pinggiran, beberapa kali kecil ujungnya masuk ke Ciliwung.”
Karena itu, kata Adi, Satgas Naturalisasi Ciliwung dan stakeholder terkait harus terus memantau dan sosialisasi agar Sungai Ciliwung terjaga baik. Terlebih juga penegakan hukum penting bagi yang melanggar.
“Regulasi sudah lengkap dari tingkat pusat, provinsi bahkan kota. Tinggal implementasi dari pengawalan, pengawasan dari penegakan hukumnya,”katanya.
Baca : Darurat Mikroplastik di Sungai Jawa, Aktivis Lingkungan Somasi Para Gubernur
Hendra Wardana, Kepala UPTD PSDA Ciliwung Cisadane mengatakan, melalui bersih-bersih Ciliwung bisa menggugah kesadaran banyak pihak terkait penting menjaga lingkungan hidup.
“Sungai itu sumber air baku yang penting dan harus dijaga untuk keperluan minum, industri, pemukiman. DI CIliwung ini sudah mulai banyak endapan yang mengakibatkan banjir, terutama masalah sampah.”
Selain itu, katanya, masalah Ciliwung adalah banyak alih fungsi lahan di hulu hingga wilayah resapan air berkurang. Ketika hujan turun, air langsung ke sungai dan tak terserap. Tanah mengalami erosi hingga banyak sedimentasi dan banjir pun datang.
“Memang kondisi Cilwiung secara keseluruhan dari tahun ke tahun mengalami degradasi, pengurangan kapasitas. BBWS ada kegiatan pengerukan di beberapa titik Ciliwung. Itu bagus untuk meningkatkan kapasitas dari Ciliwung.”
Dalam upaya memulihkan dan menjaga Ciliwung, kata Hendra, mereka tetap bersinergi dengan berbagai pihak tanpa sekatan ego sektoral. Untuk menghilangkan ego sektoral, katanya, penting guna menjaga Sungai Ciliwung agar lebih baik.
Denni Wismanto, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor mengatakan, bersih-bersih Ciliwung wujud kegiatan moral mengajak tak membuang sampah ke sungai.
“Banyak sekali sampah plastik yang masuk ke sungai. Ini akan terus terbawa ke laut dan akan jadi persoalan. Padahal kalau plastik bisa dipilah bisa dimanfaatkan.”
Kondisi Ciliwung, katanya, banyak timbunan sampah seperti plastik, tekstil, sampai kasur. “Masih banyak menganggap sungai adalah tempat sampah. Ini harus diubah segera mungkin.”
Kota Bogor, katanya, tak bisa bekerja sendiri karena aliran Ciliwung dari hulu ke hilir. “Mengimbau yang sekitar bantaran sungai dan sekitarnya melalui untuk menjaga. Minimal tak membuang sampah ke sungai.”
Baca juga : Wawancara Bima Arya: Terlalu Lama Kita Meninggalkan Ciliwung
Facebook
Twitter
Instagram
RSS / XML
© 2023 Copyright Mongabay.co.id