Sumber gambar, EPA
Warga Brasil akan menggunakan hak pilihnya pada 2 Oktober mendatang untuk memilih presiden baru.
Pada 2 Oktober, pemilih dengan jumlah mencapai rekor akan mendatangi tempat pemungutan suara di Brasil dalam rangka pemilihan umum yang oleh beberapa pengamat dianggap sebagai "ujian penting" bagi sistem politik negara itu.
Lebih dari 150 juta orang akan memilih gubernur dan anggota dewan negara bagian, serta anggota parlemen dan senator. Namun, fokus dari pemilihan umum ini tak diragukan lagi berada pada pertarungan untuk posisi presiden, antara Jair Bolsonaro yang sedang menjabat saat ini dan mantan presiden Luiz Inacio "Lula" da Silva.
Hasil dari pemilihan presiden yang sangat terpolarisasi ini – yang terjadi setelah putaran kedua antara dua kontestan dengan suara terbanyak jika tidak satupun dari 11 kandidat mencapai 50% – akan bergema di luar batas negara terbesar dan terpadat di Amerika Latin.
Baca juga:
Sementara itu, dunia sudah menyaksikan – mungkin yang paling vokal, AS telah secara terbuka meminta pemerintah Bolsonaro untuk "menghormati proses demokrasi" menyusul pertanyaan Presiden Bolsonaro tentang sistem pemungutan suara elektronik negara itu.
Akhir dari Artikel-artikel yang direkomendasikan
Pada Juli lalu, kurang dari tiga bulan menjelang pemilihan presiden, semua lembaga survei memprediksi bahwa Bolsonaro akan mengalami kekalahan dalam pemilihan tersebut.
Sumber gambar, Reuters
Jajak pendapat menunjukkan mantan Presiden Luiz Inacio "Lula" da Silva kemungkinan akan kembali berkuasa
Pekan lalu, PBB mengeluarkan pernyataan yang mendesak pihak berwenang, kandidat dan partai politik di Brasil untuk "memastikan pemilihan umum mendatang akan berlangsung dengan damai dan kekerasan yang berkaitan dengan pemilu bisa dicegah".
Organisasi internasional yang mengamati pemilu diperkirakan akan melakukan perjalanan ke Brasil untuk mengikuti pemungutan suara, dengan jumlah mencapai rekor, menurut Mahkamah Agung Pemilu negara itu (TSE).
Namun suasana panas bukanlah satu-satunya alasan mengapa orang-orang di seluruh dunia akan menyaksikan pemungutan suara 2 Oktober.
Masa depan hujan tropis terbesar di dunia dipertaruhkan dalam pemilihan ini, jika dilihat dari rekam jejak lingkungan dari dua kandidat utama.
Selama dua periode masa jabatannya sebagai presiden Brasil, yakni sejak 2003 hingga 2010, Lila mengawasi penurunan laju deforestasi di Amazon dengan membatasi pembalakan liar, penambangan dan peternakan di wilayah yang pelestariannya memainkan peran besar dalam upaya mitigasi perubahan iklim.
Semantara tingkat kehancuran Amazon telah meningkat sebelum kemenangan Bolsonaro dalam pemilihan 2018, hal itu meningkat pesat sejak ia dilantik, pada Januari 2019: sebuah laporan oleh Institut Penelitian Lingkungan Amazon Brasil yang dirilis awal tahun ini mengeklaim bahwa deforestasi telah meningkat hampir 57% pada masa Bolsonaro.
Sumber gambar, Reuters
Deforestasi di Amazon meningkat secara dramatis pada pemerintahan Bolsonaro, klaim sejumlah laporan
Presiden sayap kanan ini secara terbuka membela eksplorasi Amazon secara komersial dan secara khusus menentang perlindungan tanah adat.
Dia adalah pemimpin Brasil pertama sejak 1988 yang belum menandatangani dekrit yang mengatur batas tanah adat.
Pemerintah dari berbagai negara dan kelompok lingkungan telah menyatakan keprihatinan atas situasi tersebut.
Thais Bannwart, juru bicara Greenpeace, mengatakan kepada BBC bahwa pemilihan "perlu mengirim pesan bahwa pengabaian warisan lingkungan kita tidak akan ditoleransi".
"Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa Amazon mendekati apa yang disebut 'titik kritis', di mana hutan akan kehilangan kemampuannya untuk beregenerasi sendiri setelah kejadian seperti kekeringan, kebakaran, dan penebangan pohon," kata Bannwart.
Baca juga:
"Selama hampir empat tahun terakhir, pemerintahan Bolsonaro telah mendemonstrasikan, melalui pidato, tindakan dan langkah-langkah, penghinaannya terhadap lembaga perlindungan lingkungan, masyarakat adat, aktivis lingkungan dan demokrasi."
Namun, pada Majelis Umum PBB bulan ini Bolsonaro mengeklaim bahwa catatan lingkungan di negaranya tidak dilaporkan secara adil oleh media.
"Dalam hal lingkungan dan pembangunan berkelanjutan, Brasil merupakan bagian dari solusi dan rujukan dunia," ujarnya.
Investigasi untuk menyibak tabir adopsi ilegal dari Indonesia ke Belanda di masa lalu
Episode
Akhir dari Podcast
Selain menjadi negara terbesar dan terpadat di Amerika Latin, Brasil juga merupakan salah satu dari 15 ekonomi teratas dunia dan pemain utama di sektor perdagangan global untuk komoditas tertentu.
Brasil adalah produsen utama komoditas seperti kedelai, daging sapi dan bijih besi dan merupakan mitra dagang utama AS dan China.
Dengan demikian, pemilu yang bergejolak – atau periode pasca pemilu – mungkin juga menimbulkan kekhawatiran internasional.
Sosiolog dan ahli hubungan internasional Brasil, Leonardo Fontes, meyakini bahwa "demokrasi muda" di negara itu akan diuji karena pertanyaan berulang kali Bolsonaro tentang sistem pemungutan suara elektronik, yang telah menimbulkan spekulasi bahwa pendukung pria berjuluk "Donald Trump dari Tropis" ini dapat menciptakan kerusuhan pasca pemilihan di US Capitol pada 6 Januari 2021 versi mereka sendiri.
"Sistem demokrasi yang berlaku di beberapa negara Barat berada di bawah ancaman dan kami telah melihat ciri-cirinya di Brasil," jelas Fontes.
Sumber gambar, Getty Images
Sebagai sumber utama mineral, Brasil adalah rumah bagi tambang bijih besi terbesar di dunia di Carajas, Brasil utara
"Kita perlu melihat apa yang akan dilakukan Bolsonaro jika kalah, tetapi adil untuk mengatakan bahwa demokrasi sedang diuji di Brasil."
Retorika Bolsonaro yang menghasut disertai dengan undang-undang yang melonggarkan aturan kepemilikan senjata di Brasil.
Sejak 2018, jumlah senjata di tangan warga sipil meningkat dua kali lipat menjadi hampir dua juta, menurut data dari tentara dan polisi Brasil, yang dianalisis oleh lembaga pemikir keamanan Brasil Sou da Paz.
"Hari ini kami memiliki pasukan yang terdiri dari warga sipil bersenjata dan situasi ini sangat mengkhawatirkan," kata Carolina Ricardo, direktur eksekutif Sou da Paz.
Sumber gambar, Getty Images
Sejak 2018, jumlah senjata yang dimiliki warga sipil di Brasil meningkat dua kali lipat hingga mencapai dua juta.
Ada juga kekhawatiran tentang peran yang mungkin dimainkan tentara setelah pemilu.
Brasil diperintah oleh militer antara tahun 1964 dan 1985 dan Presiden Bolsonaro adalah mantan kapten tentara yang wakil presidennya, Hamilton Mourao, adalah seorang jenderal.
Tetapi para pakar mengatakan kepada BBC bulan lalu bahwa mereka tidak melihat potensi kudeta di kalangan militer.
Medan pertempuran lainnya adalah disinformasi.
Baca juga:
Ada kekhawatiran khusus terkait penggunaan media sosial untuk menyebarkan desas-desus selama kampanye pemilu, terutama melalui WhatsApp, layanan pesan instan yang paling banyak digunakan di Brasil.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar BrasilEstado de S. Paulo, Dario Durigan, kepala kebijakan publik di WhatsApp Brasil, mengatakan bahwa pemilihan pada 2 Oktober adalah "yang terpenting di dunia" bagi perusahaan yang dimiliki Meta tersebut.
"Brasil adalah negara yang terpolarisasi dan lingkungan yang keras," kata Durigan.
Jajak pendapat terbaru di Brasil menunjukkan Lula unggul atas Bolsonaro.
Meskipun ini tidak berarti bahwa mantan presiden tersebut akan mendapatkan suara yang cukup untuk menghindari putaran kedua, jajak pendapat juga menunjukkan bahwa politisi sayap kiri itu akan mengalahkan petahana di putaran kedua.
Sumber gambar, EPA/Reuters
Pakar politik mengamati hasil pemilu Brasil untuk mencari petunjuk tentang apa yang mungkin terjadi di tempat lain
Bagi para ilmuwan politik yang menyaksikan kebangkitan para pemimpin sayap kanan di berbagai negara selama beberapa tahun terakhir – terakhir kemenangan Giorgia Meloni dalam pemilihan Italia – ini akan mewakili kebalikan dari tren.
"Brasil adalah negara yang relevan secara ekonomi dan politik, jadi ini akan menjadi kemunduran bagi sayap kanan," kata Dr Vinicius de Carvalho dan Pusat Studi Brasil dan Amerika Latin di King's College London.
"Pemilu Brasil akan berlangsung pada saat ada kemenangan signifikan bagi kedua sisi spektrum politik di seluruh dunia," tambah Dr Carvalho, mengacu pada pemilihan presiden sayap kiri pertama Kolombia Juni lalu.
© 2023 BBC. BBC tidak bertanggung jawab atas konten dari situs eksternal. Baca tentang peraturan baru terkait link eksternal.