Oleh Adi Permana
Editor Vera Citra Utami
BANDUNG, itb.ac.id–Prodi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri ITB menyelenggarakan kuliah tamu untuk mata kuliah TK4030 Teknologi Elektrokimia Industrial pada Senin (8/11/2021) lalu. Kuliah tamu ini berjudul “Introduction of Aluminum Smelter Process”. Materi pada perkuliahan ini disampaikan oleh Assistant Officer Process Engineer PT. Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) yang juga merupakan alumni Magister Teknik Kimia ITB angkatan 2015, Reza Hendriansyah, M.T.
Kuliah ini diawali dengan penjelasan singkat mengenai industri peleburan aluminium khususnya di Indonesia. “Pada umumnya peleburan aluminium menggunakan Proses Hall Heroult yang memanfaatkan proses elektrolisis. Alumina akan dielektrolisis dalam larutan elektrolit (kriolit) pada suhu sekitar 970 C,” jelas Reza.
Ia juga menjelaskan bahwa alumina direduksi menjadi aluminium cair dan mengendap di katoda, sedangkan anoda yang terbuat dari karbon akan dioksidasi menjadi karbon dioksida. Aluminium cair kemudian akan dicetak sesuai dengan spesifikasi produk yang diinginkan.
Kemudian, Reza menjelaskan tentang berbagai fasilitas untuk peleburan dan pengolahan aluminium yang ada di PT INALUM. Pertama, ada Carbon Plant (Pabrik Karbon) yang berfungsi untuk memproduksi blok anoda. Carbon Plant pada terdiri dari Green Plant berkapasitas produksi hingga 185000 ton GB per tahun, Baking Plant berkapasitas produksi hingga 192000 ton BB per tahun, dan Rodding Plant berkapasitas produksi hingga 157750 anode assembly per tahun. Blok Anoda berfungsi sebagai elektroda dalam Pot Reduksi.
Berikutnya ada Reduction Plant milik PT INALUM yang memiliki kapasitas produksi sebesar 250 ribu ton per tahun. Reduction Plant ini menjadi tempat proses pembuatan besi untuk era baru, yang memanfaatkan gas alam untuk mereduksi bijih besi untuk menghasilkan Direct Reduced Iron (DRI). Bahan mentah yang dipergunakan pada proses ini adalah alumina, cryolite, dan aluminium florida. Selain itu, proses metal tapping dan parameter control juga terjadi di Reduction Plant. “Pada proses parameter control, kami menambahkan material AlF3 untuk menurunkan temperatur agar range temperatur operasi tetap normal,” jelas Reza.
Dari berbagai proses yang telah dijelaskan, ia juga menjelaskan beberapa produk yang dihasilkan oleh PT INALUM. Pertama ada Primary Aluminium Ingot yaitu aluminium batangan yang biasanya akan dilebur ulang untuk dijadikan berbagai macam produk seperti bahan material otomotif yaitu velg, hingga komoditas kemasan seperti kaleng makanan dan minuman. Produk unggulan kedua yang dihasilkan Inalum adalah aluminium billet.
Berbeda dari aluminum ingot yang berbentuk batangan, aluminium billet bentuknya mirip seperti pipa-pipa panjang. Kegunaan dari aluminium billet juga sangat penting bagi pembangunan karena dapat dipakai untuk bahan konstruksi bangunan. Terakhir, yaitu aluminium alloy yang menjadi turunan lainnya dari produk aluminum. Produk ini disebut punya potensi pasar yang tinggi, mengingat aluminium alloy adalah produk yang tinggal dilebur untuk dijadikan material lainnya.
Tentunya, selain menghasilkan produk yang berkualitas, sebuah industri juga harus memikirkan kelestarian lingkungan. Maka dari itu, PT INALUM juga memiliki teknologi untuk mengurangi bahaya dari limbah udara yang dihasilkan dari proses produksi. “Gas cleaning system berfungsi untuk membuat gas yang keluar ke udara menjadi bersih,” ujar Reza.
Reporter : Yoel Enrico Meiliano, Teknik Pangan 2020