JAKARTA – Karatan atau korosi merupakan hal yang mungkin sudah tidak asing lagi bagi sebagian banyak orang. Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita menjumpainya pada berbagai macam benda logam seperti besi.
Korosi adalah kerusakan atau kehancuran material yang disebabkan oleh reaksi kimia lingkungannya. Korosi dibedakan menjadi korosi basah dan korosi kering. Korosi juga dapat digolongkan menjadi delapan, yaitu korosi umum, korosi galvanik, korosi celah, korosi sumur, korosi batas butir, korosi selektif, korosi erosi, dan korosi tegangan.
Dalam bahasa sehari-hari, kita biasa menyebut korosi dengan perkaratan.
Seperti apa yang dikutip dari laman Wikipedia, pada umumnya, karat logam adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
Korosi juga dapat diartikan sebagai serangan yang merusak logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan.
Pada definisi lain, ada juga yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau Besi (II) sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan.
Selama pemakaian tersebut, baja akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).
Pada korosi besi, pada bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode (besi mengalami oksidasi).
Fe(s) <--> Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode ini kemudian mengalir ke bagian lain dari besi yang bertindak sebagai katode (oksigen tereduksi).
O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)
atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)
Ion besi (II) terbentuk pada anode dan selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi (III), lalu membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Besi bertindak sebagai anode atau katode tergantung pada beberapa faktor. Misalnya seperti zat pengotor atau perbedaan kerapatan logam tersebut.
Follow Berita Okezone di Google News
Elektron yang dibebaskan di anode ini kemudian mengalir ke bagian lain dari besi yang bertindak sebagai katode (oksigen tereduksi).
O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)
atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)
Ion besi (II) terbentuk pada anode dan selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi (III), lalu membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Besi bertindak sebagai anode atau katode tergantung pada beberapa faktor. Misalnya seperti zat pengotor atau perbedaan kerapatan logam tersebut.
Follow Berita Okezone di Google News
atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)
Ion besi (II) terbentuk pada anode dan selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi (III), lalu membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Besi bertindak sebagai anode atau katode tergantung pada beberapa faktor. Misalnya seperti zat pengotor atau perbedaan kerapatan logam tersebut.
Follow Berita Okezone di Google News
Ion besi (II) terbentuk pada anode dan selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi (III), lalu membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Besi bertindak sebagai anode atau katode tergantung pada beberapa faktor. Misalnya seperti zat pengotor atau perbedaan kerapatan logam tersebut.
Follow Berita Okezone di Google News
Korosi memiliki dampak yang luar biasa. Dampak kerugian ini dapat berupa kerugian langsung dan kerugian tidak langsung.
Kerugian langsung berupa terjadinya kerusakan pada peralatan, permesinan, atau struktur bangunan. Sedangkan kerugian tidak langsung berupa terhentinya aktivitas produksi karena terjadinya pergantian peralatan yang rusak akibat korosi, tangki bahan bakar atau jaringan pemipaan air bersih atau minyak mentah, dan lain sebagainya.
Maka dari itu, pengecatan menjadi salah satu alternatif untuk mencegah perkaratan pada logam.
Berita Terkait
Bagikan Artikel Ini
Berita Lainnya
© 2007 – 2023 Okezone.com,
All Rights Reserved