Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/
Selanjutnya
Tutup
Australia merupakan salah satu “Negara Lima Mata” sekutu AS yang paling kuat. Pada tahun 2018, ketika AS meluncurkan perang dagang dengan Tiongkok, Australia adalah yang paling aktif dalam mendukung AS menjatuhkan sanksi kepada Tiongkok, bahkan melebihi dari Inggris.
Mungkin ini dapat dipahami mengapa anti-Tiongkok Australia bisa menjadi demikian, karena untuk kampanye politik pemilu dalam negerinya. Tapi tidak dinyana setelah pemilu terakhir ini situasinya justru berbalik.
Baru-baru ini, satu partai (batch) pengiriman bijih besi yang diekspor oleh raksasa bijih besi Australia BHP Billiton tiba di Pelabuhan Rizhao di Shandong, Tiongkok.
Namun, tidak seperti perdagangan bijih besi besar sebelumnya antara Tiongkok dan Australia, partai bijih besi Australia kali ini diselesaikan dalam RMB untuk “Pertama kali Penerapan Pembayaran Dengan RMB (mata uang Tiongkok)” juga mengubah mekanisme permbayaran untuk pertama kalinya menjadi transaksi spot CIF. Apa artinya ini?
Ini juga berartinya setelah bijih besi Australia diangkut ke pelabuhan Tiongkok, pembeli Tiongkok baru akan menyelesaikan penyelesaian setelah mendapatkan barangnya.
Secara hukum, transaksi ini dianggap sebagai transaksi di dalam negeri Tiongkok, bukan ketika mereka mengirimkan bijih besi di pelabuhan Australia di luar negeri, yang tentu saja dapat menggunakan dolar AS sebagai transaksi pembayaran, tetapi karena penyerahan barang dan transaksi dilakukan di pelabuhan Tiongkok tentu saja menggunakan RMB.
Dalam hal efek yang sebenarnya, dengan transaksi spot pada harga CIF di pelabuhan Tiongkok, pembeli Tiongkok tidak memiliki risiko sama sekali.
Jika kapal kargo yang membawa batch bijih besi ini dicegat dan diperiksa, dan dibom oleh rudal, Australia akan bertanggung jawab atas semua kerugian ini, pembeli Tiongkok hanya akan membayar setelah menerima barang di pelabuhan Tiongkok, yang setara dengan semua risiko transportasi ditanggung pihak Australia.
Selain itu, jika Australia setuju untuk melakukan onshore spot trading di pelabuhan-pelabuhan Tiongkok, sama saja dengan mengakui bahwa pusat perdagangan bijih besi ke depan akan berada di Tiongkok. Kemudian kekuatan harga bijih besi akan diambil oleh Tiongkok.
Oleh karena itu, transaksi spot CIF juga diselesaikan dalam RMB, yang menunjukkan bahwa hal itu menguntungkan Tiongkok dan juga mengguncang hegemoni dolar AS.