21 Jan 2023
21 Jan 2023
Megapolitan
10 menit
Nasional
25 menit
Keluarga
48 menit
News
56 menit
News
57 menit
Catatan Harian Dahlan
6 jam
Basket
9 jam
Catatan Harian Dahlan
1 hari
Nasional
1 hari
Nasional
1 hari
Suasana acara Java Coffee Culture di Jalan Tunjungan, Surabaya, 27 November 2022.-Julian Romadhon-Harian Disway-
NAMANYA John Christopher. Bapaknya suku Dayak, ibunya suku Tionghoa. Ia ikut kejuaraan dunia membuat minuman kopi di Melbourne, Australia. Ia juara kelima. World Brewers Cup. Juaranya dari Taiwan: Shih Yuan Shu (wanita)
John buka kafe di Bandung. Namanya: Fugol Coffee Roasters, Jalan Emong, Burangrang, Bandung.
Awalnya John ingin jualan taco, burito, dan sebangsa masakan Meksiko lainnya. Ia sudah mulai cari-cari tempat. Di perjalanan mencari lokasi itu John tersadar: food street lagi kehilangan angin. Contohnya kebab Babarafi yang mewabah itu. Belakangan lagi surut. Maka John banting stir: mau bikin kafe saja.
“Kafe kan lagi hype,” ujar John. Ia pun mulai belajar membuat kopi. Itu tahun 2015. Ketika kuliahnya di Universitas Parahyangan hampir selesai. Ia ambil jurusan teknik industri.
Ayah John seorang polisi. Ia tidak ingin jadi polisi. Ia ingin berbisnis. Sejak SD, John sudah sering membantu ibunya di Pasar Flamboyan, Pontianak. Sang ibu membuka warung kopi di pasar itu.
Saya tahu benar Pasar Flamboyan itu. Saya lama berkantor di depan pasar itu. Di situlah kantor harian Pontianak Post –sebelum pindah ke gedung barunya di Jalan Gadjah Mada. Di Pontianak budaya ngopi di warung sangat dalam. Ngobrol apa saja di situ. Terutama soal politik yang mereka ketahui dari koran.
Pulang sekolah, John ke warung. Membantu sang ibu. Ketika masuk SMA Immanuel, ada industri rumahan penggorengan kopi di dekat sekolah itu. Ia selalu menghirup aroma kopi yang disangrai. “Saya sudah terbiasa dengan aroma kopi,” ujar John.
Sisi baik dari banyaknya kafe sekarang ini: bisa memunculkan banyaknya kegiatan pelatihan di bidang kopi.
Ada pelatihan roaster. Pelatihan barista. Pelatihan brewer.
Pun pelatihan itu sampai ke sisi hulu. Terutama bagaimana memproses buah kopi setelah dipetik dari pohonnya.
Ternyata begitu banyak pilihan cara memprosesnya. Tidak lagi sekadar dipetik, dijemur, dan dikupas.
Selama ini banyak anggapan bahwa kopi terbaik tergantung dari daerah asalnya. Itu benar juga. Tapi yang lebih menentukan adalah bagaimana memproses biji kopi setelah dipetik.
Nilai tambah terbesar dari harga kopi adalah justru di proses itu. Pelatihan di bidang ini lebih sulit. Siapa petani kopi yang mau memperhatikan sampai detail-detail begitu.
Tapi persaingan di bidang kopi mau tidak mau akan ke sana. Mungkin perlu menunggu para petani muda yang punya pikiran lebih terbuka. Begitu proses pengeringan kopi dilaksanakan secara lebih baik harga harga kopi pun bisa lebih baik.
Beda proses beda rasa. Ada yang dijemur biasa seperti yang kita kenal selama ini. Tapi ada yang lewat fermentasi. Proses fermentasi pun tidak hanya satu cara.
Setelah difermentasi lantas dikeringkan. Cara mengeringkan pun banyak pilihan. Umumnya dijemur biasa. Di atas lapak. Tapi rasa kopi jadi berbeda kalau menjemurnya pakai green house. Kopi ditaruh di rak-rak. Itu pun harus dipindah-pindah: kapan yang di rak bawah dipindah ke rak atas.
Berkat pelatihan-pelatihan itu kian lama kian hilang pertanyaan awam seperti ini: provinsi mana penghasil kopi terbaik.
Kopi terbaik ternyata tidak dihasilkan di provinsi mana. Atau di kabupaten apa. Kopi terbaik ternyata hanya bisa dihasilkan di kebun mana. Bahkan di petak yang mana. Beda kebun beda kualitas. Bahkan beda petak beda pula. Dari situlah muncul istilah di dunia kopi: single origin.
Memang single origin itu berarti kopi yang dimaksud hanya dari satu petak kebun. Karena petak itu ada di satu kabupaten maka nama daerah itu yang terangkat. Lantas muncul anggapan semua kopi dari kabupaten tersebut terbaik.
Ke depan nama petak asal usul kopi lebih diperlukan dari nama kabupaten. Itu bukan hanya terkait dengan jenis tanah di petak tersebut. Juga bagaimana pemilik petak memperlakukan kebunnya. Mulai dari mengolah tanahnya, cara menanamnya, jenis bibitnya, pemupukannya sampai perlakuan panennya.
Pemilik petak itu pastilah bukan petani biasa. Ia pasti petani yang mau mengejar nilai tambah. Ia juga pasti seorang pencinta kopi yang sebenarnya.
Kopi Aceh menjadi terkenal karena ada single origin yang dari Aceh. Yakni petak Pautan, dari kebun Musara.
Sahabat Disway di Aceh mungkin bisa menginformasikan di mana gerangan kebun Musara itu. Saya ingin ke sana.
Di Jabar, single origin yang terbaik adalah dari petak Ibu Nita, Cianjur. Mudah-mudahan tidak di daerah yang longsor terkena gempa. “Saya punya pemasok kopi dari Cianjur. Saya sudah telepon beliau. Baik-baik saja,” ujar Stevanus Ade, si dukun kopi dari Surabaya.
Stevanus sekolah ilmu komputer di Australia. Lalu sekolah lagi ke Amerika. Di sana ia jadi suka minum kopi. Ayahnya pengusaha teh. Punya pabrik pengolahan teh. Anaknya pilih bikin kafe kopi.
Ia menyebut: di kawasan Toraja ada petak Bulu-Bulu. Di Sumsel ada petak Semendo. Petak-petak single origin seperti itu bisa terus bertambah. Sesuai dengan kemampuan petani kopi kita mengikuti kemajuan dunia kopi.
Kesimpulan saya: menjamurnya kafe ternyata tidak berhenti hanya sebagai mode. Menjamurnya cafe ternyata mampu menyeret gelombang kemajuan di seluruh lini kopi Indonesia.
Berarti era kafe ini tidak hanya mode musiman.
Kejuaraan di berbagai bidang kopi pun mulai rutin diadakan. Tingkat regional. Lalu tingkat nasional. Juaranya dikirim ke tingkat internasional. Seperti John Christopher itu.
Pontianak yang punya anak, Bandung yang punya nama. Itulah Indonesia.
Yang juga seru adalah kejuaraan cup tester. Yakni untuk menentukan siapa yang punya lidah emas: bisa tahu mana kopi paling enak di antara 12 ramuan kopi di cangkir yang berbeda-beda. Ia juga harus benar dalam menyebutkan kopi jenis apa saja yang diramu di masing-masing cangkir. Dan yang lebih penting: berapa lama ia/dia bisa memutuskan jawabannya.
Lalu ada kejuaraan barista.
Untuk regional Indonesia Timur tahun ini, juaranya Ferdy Hidayat. Asal Banjarmasin. Ia masih kuliah di Stikes Husada Banjarmasin. Ia ambil jurusan rekam medik dan informasi. Ia siap menantang juara dari wilayah barat, mungkin baru dilaksanakan Januari depan. Ferdy, anak PNS, ingin jadi juara nasional. Ia ingin mengikuti jejak John meski beda kategori: John juara brewer.
Di balik mode cafe ternyata ada gelombang besar yang lagi menggeliat.(Dahlan Iskan)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Edisi 5 Desember 2022: Merencanakan Nasib
Richolas Tjhai
Jalan memang (hanya) sepanjang 90km, bagi yg pernah menempuh jalan pontianak – kijing – singkawang pasti sudah tahu. Kiri kanan jalan mepet kali dan rumah warga. Pembebasan lahan untuk pelebaran jalan sepertinya tidak bisa selesai dalam 2-3 tahun.
omami clan
Sekedar info, untuk yang agak sulit login pernah ada komentator yang menyarankan memakai opera mini. Kemarin dulu saya abaikan, tapi karena tidak tahan berlama-lama tidak komen saya coba pakai opera dan hasilnya pagi ini bisa komen. Lega rasanya seperti lama kerja di luar kota terus cuti, ketemu bini yang sudah lama menunggu. Tapi baiknya konsul sama bli LP dulu biar tidak terjadi “sue ora ketemu, ketemu pisan ora sue”. Tiap kadal
Arala Ziko
aduh kalau ngomongin pelabuhan pontianak yg 3T itu, jadi teringat pelabuhan kab sukadana (kalbar) yg 70M pakai dana apbn. Sampai hari ini sepertinya belum berfungsi karena dangkal. 2016 waktu itu jokowi ke sukadana utk acara sail karimata sekaligus meresmikan pelabuhan. Memang yg punya acara adalah pak oso, putra daerah. yg menarik kalau ditanya tentang oso, banyak sekali cerita2 mengenai oso oleh warga sana, kalau musim durian boleh mampir ke sana, kalau pas panen raya, 1buah durian hanya dihargai 3rb sampai 7rb saja
Gito Gati
Dimasa lalu, eropa menjajah dunia dg cara kolonialisme sehingga membawa penderitaan beratus tahun. Indonesia juga merasakan kolonialisme itu dari belanda selama 350 tahun. Sekarang, eropa tetap ingin menjajah dunia dg cara modern yaitu dg cara membuat organisasi perdagangan dunia (wto). Hanya megara yang punya pemimpin idealis, pemberani dan tdk korup yang mampu membendung penjajahan WTO. Kita sdh merasakan sendiri pada kasus tambang emas freeport, karena pemimpin kita yang korup sehingga freeport menguasai saham mayoritas berpuluh2 tahun. Freeport dilindungi undang2 (seperti diungkapkan menkopolhukam mahfud md) yang notabene undang2 tersebut dibuat pemerintah indonesia bersama DPR diera presiden soeharto. Tak ayal, pembuat undang2 saat itu kaya raya tapi negara menderita berpuluh tahun. Telah begitu masif pembangunan infrastruktur yang dilakukan presiden jokowi. Beliau telah membuat karya besar dg visi2nya. Semoga kelak penerus pak jokowi juga memiliki kemampuan dan integritas yang sama.
laka sipo
keberanian yang luar biasa. kenapa kita mesti takut, jika resikonya bukan kita yang nanggung ? kita yang utang, kita yang dapet fee, yang melunasi anak cucu. ya kalau ak maju terus lah bosss…
Jokosp Sp
Saya pernah ngajak Abah DI off road trans borneo biar lebih nyata melihatnya. Kondisi aktual jalan di seluruh Kalimantan seperti apa. Tapi saya tahu kok kalau Abah sebenarnya lebih daripada tahu. Cuma males saja nulisnya. Minyak Bumi yang sudah menipis, Gas yang menipis dan mungkin belum diekploitasi, Batu – Bara yang penambangannya sangat meraja lela, dan Semen sumua ada dan menghasilkan buat pembangunan Ibu Pertiwi. Namun kembalinya ke Borneo buat jalan saja masih ketinggalan dengan Jawa yang sudah full jalan tol. Kita belum silau dengan hanya dibangun tol Balikpapan – Samarinda. Lihatlah Balikpapan – Bontang – Berau masih meliuk – liuk dan sempit, juga banyak rusak. Balikpapan – Batu Kajang – Tabalong – Banjarbaru – Sungai Danau – Batu Licin juga masih sama, sempit dan berkelok – kelok. Jalan sebagai penunjang perekonomian juga sangat penting, jangan jadi masalah berikutnya karena tidak mendukung kebutuhan transportasinya.
adi Nugraha
Kalbar sebagai penghasil bauksit utk bahan baku aluminium terbesar di Indonesia. Sungguh syedih sekali mengingat handle-handle aluminium untuk interior (kitchen set dan furniture lainnya) semua diimpor dari China. Dulu sewaktu awal-awal covid, kegiatan Industri di sana sepertinya sempat terhenti, sehingga harga-harga handle aluminium dan besi naiknya gila-gilaan (barang langka), begitu pula dengan harga plywood full meranti yg 12mm bbcc yg 2 tahun silam di kisaran 260rb/lembar utk ecer, sekarang ecer di harga 360rb an. oh iya, karena ada yg bahas sail karimata di komen bawah, seingat sy mr president itu terbang dengan helikopter dari pontianak ke sukadana, doi belum tau nyobaiin jalan provinsi yg masih offroad, yg sebagian jalannya merupakan jalan perusahaan kayu.
Zakaria Chen fu
Sambas -pontianak sekitar 4 jam Sambas-kuching sekitar 4 jam Warga sambas lebih memilih wisata keluar negeri
Juve Zhang
Pak Jokowi adalah”Investor” jangka panjang yg tersukses ,jalan tol di P Jawa dibangun sehingga Jateng berkembang , banyak Investor asing buka pabrik kelas dunia semua yg masuk Jateng, UMR masih rendah, SDM membludak, Itulah “kerja” Investor Jenius. Bagaimana dengan Investor goto yg sedang “meriang” panas dingin “diguyur” hujan. Bloomberg mencatat nilai kapitalisasi pasar goto sejak Juni sudah “menguap” USD 22 milyar atau setara 330 Triliun. Jadi pelabuhan kijing yg “hanya” 3 Trilyun masih masuk investasi yg kecil tapi prospektif ,sangat cerah. Kedepannya ada sawit dan bauksit. Kalau yg menguap 330 T ,. Apakah masih cerah kedepannya? .hanya waktu yg bisa membuktikan nya. Yg sudah punya “potensi” menguap adalah Investor “pahlawan” bursa. Minimal anda membantu menghidupi banyak pihak.
Ojol Gacor
Ente ini berulang2 ngebahas bandara Kertajati trus nyalahin Jokowi. Gak pernah cek apa, kapan bandara Kertajati itu diinisiasi, direncanakan dan akhirnya dibangun? Ane sebagai yg bukan pendukung pak Jokowi jadi ikut malu sama komen2 ente ini.
Otong Sutisna
Mungkin sekarang bandara Kertajati belum berfungsi dengan baik, tapi epek buat kami sudah terasa, Alhamdulillah harga tanah naik terus, pabrik banyak di bangun, anak anak keluaran SMK jadi mudah dapat kerja. Namanya investasi ga akan terasa dalam 1,2 tahun tapi mungkin buat anak cucu kita…. aamiin #edisi optimis
WIRA
Abah, lebih ny(aman) menggunakan istilah Laut Tiongkok Selatan atau Laut Natuna Utara?
Er Gham
Nanti rakyat bisa pilih naik kereta barang kalo mau ke Bandung dari Jakarta. Jalurnya sudah buat khusus kalangan berduit.
Hendro Purba
Supaya tidak lupa : Perekonomian disusun sebagai usaha bersama dengan berdasar atas asas kekeluargaan.
yea aina
Tabah menguat sukar sekali/ Suka duka luka sempat berakhir benci/ Nambah menjabat melanggar konstitusi/ Kerja kerja kerja manfaat dipikir keri/ @mantunpikikeri
edi hartono
Sensitif. Pemda gak perlu menutup pelabuhan lama atau memaksa pindah dari pelabuhan lama. Cukup berhenti melakukan pengerukan saja. Jadi dalam 2 tahun kedepan kedalaman pelabuhan dari 4-6m akan menjadi tinggal 1-2m. Tidak ada kapal yg bisa singgah disana. Eh, ada sih, jenis kapal2an khusus muat 1-4orang yg digerakan dg tenaga kaki, seperti di tempat2 wisata air, wkwk. Anggaran pengerukan 60M per tahun disimpan dulu. Dalam dua tahun terkumpul 120M. Gunakan 120M itu untuk melakukan rekonstruksi pelabuhan lama menjadi tempat wisata air. Ajaklah PT.PJAA ke sana agar membangun Ancol dan Dufan di Kalbar. Kalau tidak mau, minimal ajaklah mereka menjadi perencana dan operatornya dan sewal saja brand Ancol dan Dufan itu agar jadi tempat wisata berkelas di Kalbar. Masyarakat Kalbar tentu akan tambah sejahtera ketika nanti industri Bauksit berkembang di sana. Ketika sudah sejahtera biasanya mereka akan berburu tempat liburan yg bagus, dan siaplan Ancol dan Dufan di Kalbar menangkap peluang itu. Merencanakan masa depan memang menyenangkan, dengan berangan2 dan bermimpi saja sudah bisa seperti orang jenius. Namun hati2, bisa sakit ketika bangun dari mimpi ternyata jatuh dari tempat tidur. Lebih sakit lagi ketika banyak orang teriak2: “wooiii, itu kereta cepat kok gak sampai kota bandung, biaya pembangunan juga bengkak jadi sebesar gajah obesitas. Gimana itu wooiii.” wkwkwk
Johannes Kitono
Bulan Oktober 2022 sempat mampir ke pelabuhan Kijing yang sudah diresmikan Presiden Jokowi tgl 9 Agustus 2022. Sepi sepi saja ,seperti tidak ada tanda tanda kehidupan. Pemda Propinsi Kalbar dan Kabupaten Pontianak harus kerja lebih keras. Menarik investor baru maupun yang sudah inves lahan sawit dan bauksit disana. Aneh juga, Barito Grup yang kampung halamannya di Bengkayang justru tidak kebenaran gaungnya. Mungkin harus dijewer dulu oleh Presiden Jokowi seperti Ciputra grup. Yang “lupa* mau investasi di IKN. Pelabuhan Dwikora di sungai Kapuas ,Pontianak adalah masa lalu. Sering ada masalah apalagi kalau ada kapal kandas di Jungkat, pintu masuknya. Kalbar bukan hanya Sawit dan Bauksit saja. Lihat saja SDA seperti Sinar Matahari sepanjang tahun dan air sungai Kapuas sepanjang 1.145 km yang melimpah. Kalau bisa mendapatkan Listrik Murah dari Matahari dan “Bendungan” Sungai Kapuas, kenapa harus memakai listrik tenaga nuklir ? Yang bisa saja menimbulkan bencana dan membuat rakyat Kalbar tambah sengsara. Nasib rakyat Kalbar saat ini yang kurang maju adalah korban hasil era * Ganyang Malaysia*.Infrastruktur ekonominya hancur akibat perang yang yang sia sia.
yea aina
Rantau dikenang senang memikat/ Soleh menjaga mercusuar tinggi/ Kalau Abang datang merapat/ Boleh kita jalan keluar lagi/ @pantunratepakpol
Jimmy Marta
Hmmm… Suami serba bisa : Bisa nyari duit. Bisa ngisi tabungan. Bisa betulin genteng. Bisa ngepel. Bisa ngeloni. Oh Yes… Sungguh menyenangkan…
Leong putu
Bandung ada Persib / Jakarta punya Persija / Kalau sudah nasib / Ya udah diterima saja /. … #mantunpasrah
thamrindahlan
Kesebelasan Persib bertanding di Sumbar_/ Sponsor tajir pemain diperhatikan_/ Perubahan nasib rakyat Kalbar_/ Takkan mubazir bila diniatkan kesejahteraan_/
Johan
Sambil menunggu jalan diperlebar, atau bahkan dibangun jalan tol, yang entah kapan baru jadi. Sementara pelabuhan kijing dimanfaatkan sebagai tempat selfie dulu. Ini loh saya ada di pelabuhan yang harganya 3T. Jreeg langsung upload ke status IG pribadi. Hmm, tempat selfie yang sungguh mahal. Wkwkwk
Liam Then
Saya mau minta maap ke pemerintah pusat saja hari ini. Sekian lama ngomel tentang jembatan 200M , rupanya sudah di bangunkan pelabuhan 3T , terima kasih Pak Jokowi. Proyek sebesar ini kalo ngga ada presiden yang kasih lampu hijau, tak bakal di kerjakan. Sesuai komentar Koh Johannes Kitono, sekarang terserah pemimpin daerah. Kerja keras, cari cara bagaimana pelabuhan bisa berguna maksimal. Tak boleh tunggu nganga seperti anak burung, istilah melayunya.Untuk disuapin. Sudah dibangunkan pelabuhan sebesar itu, jika masih saja tak bisa maju kejar ketertinggalan. Akhir kata, cuma harus ngaku dengan sikap ksatria, terima dengan sikap legowo. Kami memang tak mampu.
yea aina
Apapun caranya, toilet SPBU harus geratis tis…. Kalau masih ada yang mengutip biaya pengguna toilet di SPBU, tenggelamkan eh… bakar eh…. dia juga yang populer setelah selfie dengan sesebapak penjaga toilet SPBU. @masihmenjabatsesuatu
Sumber:
Catatan Harian Dahlan
6 jam
Catatan Harian Dahlan
3 hari
Megapolitan
3 hari
Catatan Harian Dahlan
4 hari
Catatan Harian Dahlan
5 hari
Catatan Harian Dahlan
6 hari
Catatan Harian Dahlan
1 minggu
Catatan Harian Dahlan
1 minggu
Catatan Harian Dahlan
1 minggu
Catatan Harian Dahlan
1 minggu
Megapolitan
10 menit
Nasional
25 menit
Keluarga
48 menit
News
56 menit
News
57 menit
Catatan Harian Dahlan
Basket
Catatan Harian Dahlan
Nasional
Nasional
© 2022. All Right Reserved.