Aneka Tambang (Persero) Tbk. atau Antam adalah sebuah perusahaan pertambangan yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia (65%) melalui Inalum dan masyarakat (35%).
Antam didirikan pada tanggal 5 Juli 1968 dan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 5 Juli 1968. Website resmi Antam ada di : antam.com
Kantor pusat Antam berlokasi di Gedung Aneka Tambang, Jl. Letjen T.B. Simatupang No. 1, Lingkar Selatan, Tanjung Barat, Jakarta.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Aneka Tambang (ANTM) adalah di bidang pertambangan berbagai jenis bahan galian, serta menjalankan usaha di bidang industri, perdagangan, pengangkutan dan jasa lainnya yang berkaitan dengan galian tersebut.
Kegiatan utama Antam meliputi bidang eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian serta pemasaran bijih nikel, feronikel, emas, perak, bauksit, batubara dan jasa pemurnian logam mulia.
Di tahun 2014, Aneka Tambang mulai menjual komoditas baru Chemical Grade Alumina (CGA) seiring dengan mulai beroperasinya pabrik pengolahan CGA di Tayan, Kalimantan Barat.
Selain itu Antam juga tengah mengembangkan bisnis pembangkit tenaga listrik
Pendapatan terbesar Antam diperoleh melalui kegiatan eksplorasi dan penemuan deposit mineral, pengolahan mineral tersebut secara ekonomis, dan penjualan hasil pengolahan tersebut kepada konsumen jangka panjang yang loyal di Eropa dan Asia.
Komoditas utama Antam adalah bijih nikel kadar tinggi atau saprolit, bijih nikel kadar rendah atau limonit, feronikel, emas, perak dan bauksit. Jasa utama Antam adalah pengolahan dan pemurian logam mulia serta jasa geologi.
Produk bijih nikel Antam terbagi atas bijih nikel saprolit dan limonit. Bijih nikel limonit adalah bijih nikel laterit dengan kadar rendah dan mengandung 0.8% – 1.5% nikel, 25%-35% besi dan sedikit kobalt.
Limonit terletak di atas lapisan saprolit dan lebih murah dan lebih mudah untuk ditambang. Bijih nikel saprolit terbentuk dibawah zona limonit. Saprolit secara umum mengandung sekitar 1,5%-2,5% nickel dan digolongkan sebagai bijih laterit kadar tinggi.
Dengan melalui proses pirometalurgi, saprolit digunakan sebagai bahan baku untuk produksi feronikel.
Feronikel yang merupakan salah satu produk utama Antam, diproduksi melalui pengolahan bijih nikel kadar tinggi (saprolit) melalui proses pyrometalurgi. Feronikel Antam mengandung sekitar 20% nikel dan sekitar 80% besi.
Diproduksi dalam bentuk shots (butiran) atau ingots (batangan) serta dengan karbon kadar tinggi atau karbon kadar rendah, feronikel digunakan sebagai bahan baku untuk produksi baja nirkarat.
Antam memproduksi emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung dengan total produksi logam emas sekitar 5 ton per tahun.
Sama seperti emas, Antam juga memproduksi perak dari tambang Pongkor dan Cibaliung.
Sebagian besar perak merupakan by-product dari pertambangan emas, tembaga, lead (timah hitam) dan zinc (seng).
Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia memurnikan bullion yang berasal dari tambang emas Pongkor dan Cibaliung serta pihak ketiga.
UBPP Logam Mulia memiliki kapasitas terpasang sebesar 60 ton emas per tahun dan 275 ton perak per tahun.
Produk emas dan perak Logam Mulia terakreditasi London Bullion Market Association dan dijual di pasar domestik maupun internasional.
Antam berencana meningkatkan nilai bauksit yang dimilikinya melalui pengembangan proyek-proyek alumina.
Umumnya, bauksit mengandung 30-54% alumina (Al2O3) dan selebihnya terdiri dari campuran silika, berbagai oksida besi dan titanium dioksida.
Antam melalui salah satu entitas anaknya yaitu PT Indonesia Coal Resources, memproduksi komoditas batubara melalui tambang batubara Sarolangun yang berlokasi di Propinsi Jambi, Indonesia.
Cadangan batubara (non-JORC) tambang Sarolangun berjumlah 8,25 juta ton dengan kualitas batubara rata-rata sekitar 5.300 sampai 5.500 Kcal/kg. Saat ini penjualan batubara Sarolangun dilakukan ke konsumen dalam negeri dan untuk ekspor.
Pada tanggal 27 Nopember 1997, ANTM memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ANTM (IPO) kepada masyarakat sebanyak 430.769.000 saham (Seri B) dengan nilai nominal Rp500,- per saham dan Harga Penawaran Perdana sebesar Rp1.400,- per saham.
Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 27 Nopember 1997.
Selain diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, saham ANTM juga diperdagangkan di Bursa Efek Australia (Australian Securities Exchange, ASX).
Saham ANTM tercatat di Papan Utama BEI serta merupakan anggota dari LQ45, the Jakarta Islamic Index, the Jakarta Mining Index, the SRI Kehati Sustainability Index dan beberapa indeks lokal terkemuka lainnya. Saham ANTM di ASX tercatat dalam full ASX Listing sejak tahun 2002.
Saham ANTAM di ASX diperdagangkan dalam bentuk Chess Depository Interests (CDI) dimana satu CDI mewakili 5 saham.
Dilihat dari kepemilikan sahamnya di KSEI per Februari 2022 saham ANTM yang dapat dibeli oleh publik saat ini dominan dipegang oleh jenis investor domestik sebesar 68% :
Untuk jenis investor domestik dominan dipegang oleh :
Disini terlihat investor domestik yang memegang saham ANTM merupakan investor perorangan.
Untuk jenis investor asing dominan dipegang oleh :
Investor yang tergolong ke dalam Mutual Fund atau reksadana. Itulah artikel terkait dengan Profil Perusahaan Aneka Tambang. Cari tahu profil emiten saham lainnya di artikel Website Pintar Saham.
Cari tahu emiten saham mana yang layak untuk dikoleksi dengan membeli ebook analisis saham pilihan PintarSaham di link berikut : Ebook Analisis Saham Pilihan
Your email address will not be published.