Jakarta, CNBC Indonesia – Proyek kabel listrik bawah laut Australia-Asia PowerLink (AAPL) yang dibangun oleh perusahaan asal Australia-Singapura, Sun Cable, saat ini sedang dilaporkan bangkrut.
Administrator di FTI Consulting pada Jumat (20/1/2023) menyebut proyek yang runtuh pekan lalu ini akan dijual sebelum akhir Januari dan proses penjualan diperkirakan memakan waktu sekitar tiga bulan.
Mereka berencana segera menunjuk seorang penasihat untuk menjalankan penjualan Sun Cable. Perusahaan ini runtuh setelah dua investor utamanya, Mike Cannon-Brookes dan Andrew Forrest, gagal menyepakati rencana pendanaan di masa depan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Waktu indikasi untuk proses penjualan adalah sekitar tiga bulan,” kata pengurus dalam pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuan pertama para kreditur, dikutip dari Reuters, Jumat (20/01/2023).
Sun Cable merancang proyek utama AAPL untuk mengirimkan daya dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebesar 20 Giga Watt (GW) dengan baterai terbesar di dunia. Proyek kabel listrik bawah laut ini bakal menghubungkan Singapura hingga Negeri Kanguru tersebut.
Indonesia akan menjadi negara yang dilintasi kabel bawah laut ini. Ini merupakan proyek transmisi listrik khusus untuk energi terbarukan dengan investasi US$ 2,58 miliar atau setara Rp 35,6 triliun.
Di mana dalam road map nantinya akan mencakup penyedian energi listrik EBT mencapai 3,2 GW, pembangunan kabel bawah laut HVDC sepanjang 4.200 km, dan 12 ribu hektar panel surya, dengan prediksi bisa menyuplai 15% kebutuhan energi baru terbarukan Singapura.
Cannon-Brookes, miliarder teknologi dan Chairman Sun Cable, mendukung rencana proyek kabel bawah laut itu. Namun, perusahaan swasta terkemuka bijih besi, Forrest, Squadron Energy menyerukan perombakan proyek, yang bertujuan untuk membatalkan rencana kabel bawah laut.
Sedangkan administrator menerima dana sementara sebesar 65 juta dolar Australia, termasuk enam bulan bebas bunga, dari perusahaan swasta Cannon-Brookes, Grok Ventures, kata juru bicara Grok.
Forrest mengatakan kepada Australian Financial Review dalam sebuah wawancara di World Economic Summit di Davos bahwa dia tidak keberatan jika Cannon-Brookes berhasil mengambil alih Sun Cable.
Forrest mengatakan biaya proyek yang melonjak, yang telah melonjak hingga US$ 24 miliar, menjadi perhatian, dan dia tidak akan melanjutkan proyek kabel jika dia membeli bisnis tersebut.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT