Editor: Banjarmasinpost.co.id Alpri Widianjono” href=”https://banjarmasin.tribunnews.com/2020/04/02/redaktur-banjarmasinpostcoid-alpri-widianjono”> Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID, SAMPIT – Pendangkalan alur Sungai Mentaya, Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, juga menjadi perhatian badan usaha pelabuhan yang ada di Kalimantan Tengah.
Ini karena Kabupaten Kotawaringin Timur merupakan daerah yang kaya dengan sumber daya alam, termasuk perkebunan kelapa sawit dan hasil tambang berupa bijih besi.
Semua sumber daya alam itu sangat potensial untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kotawaringin Timur .
Pendangkalan sungai yang terjadi di Sungai Mentaya sehingga mengganggu lalu lintas kapal dengan tonase besar, menjadi perhatian Asossiasi Badan Usaha Pelabuhan Indonesia (ABUPI) Kalteng.
Mereka pun ingin turut serta dalam melakukan pengkajian alur Sungai Mentaya.
• Sungai Mentaya Kabupaten Kotim Dangkal, Kapal Tunggu Air Pasang
• Kapal Terpaksa Lego Jangkar di Sungai Mentaya Sampit, Tunggu Air Pasang
• Sungai Mentaya di Sampit Dangkal, Nakhoda Waspadai Sejumlah Titik
Koordinator ABUPI Wilayah Kalimantan Tengah (Kalteng), sudah melakukan pertemuan dengan Pemkab Kotawaringin Timur.
Utamanya, melakukan studi kelayakan normalisasi alir Sungai Mentaya yang dangkal tersebut.
Studi kelayakan dilakukan sebelum dilakukan revitalisasi pengerukan dan pelebaran sungai.
Terlebih, terdapat sejumlah titik dangkal yang memang harus dilakukan pengerukan agar kapal bisa leluasa masuk dan merapat di Pelabuhan Sampit.
Ketua ABUPI Kalteng, M Guntur Syaban, mengatakan kepada Banjarmasinpost.co.id, pihaknya terlebih dulu akan melakukan pengkajian sebelum dilakukan pengerukan.
“Tahap awal akan dilakukan studi kelayakan. Setelah itu, revitalisasi alur Sungai Mentaya,” ujar Mantan Kepala PT Pelindo III Sampit ini.
( Banjarmasinpost.co.id/Faturahman)