TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA – Provinsi Kalimantan Tengah diperkirakan akan semakin maju seiring mulai banyaknya investasi yang akan masuk ke Kalimantan Tengah.
Apalagi adanya kebijakan Presiden Republik Indonesia yang melarang secara bertahap bahan tambang mineral diekspor secara mentah ke luar negeri.
Salah satunya mulai tahun 2022 mendatang ekspor bijih besi atau bauksit sudah tidak diperbolehkan lagi di ekspor dalam bentuk mentahan, tetapi sudah harus berupa barang setengah jadi atau barang jadi.
Hal juga ditegaskan Gubenur Kalteng H Sugianto Sabran, yang mengatakan, mulai Bulan Januari tahun 2022 tidak adalagi pengiriman bijih besi atau bauksit ke luar negeri berupa bahan mentah.
Baca juga: Potensi Pertanian dan Budidaya Ikan Kota Palangkaraya Dinilai Anggota DPR-RI Cukup Menjanjikan
Baca juga: Prakiraan Cuaca Tanggal 14-15 Desember 2021, 6 Wilayah di Kalteng Waspada Hujan Lebat
Baca juga: Sebanyak 25 Orang Utan Dilepasliarkan di Wilayah Konservasi di Kalteng Sepanjang 2021
Menurut dia, kontribusi bisa didapat lebih banyak dengan hilirisasi industri. Pelarangan ekspor bahan mentah ini akan berdampak baik bagi Kalteng.
Karena dengan masuknya hilirisasi industri masyarakat Kalteng akan banyak dapat manfaat akan berdampak pada perekonomian secara luas.
“Penyerapan tenaga kerja serta peningkatan PAD yang dapat dirasakan melalui pembangunan berbagai sektor strategis setelah hilirisasi industri berkembang di Kalteng,” ujarnya.
Sementara itu, Pantauan di Sungai Mentaya Sampit, Selasa (14/12/2021) kapal tongkang pengangkut hasil tambang Bijih besi atau Bauksit sudah semakin berkurang dari biasanya untuk mengangkut bahan tambang mineral mentah tersebut ke luar Kotim.
Jikapun masih ada sebagian kapal tongkang yang mengangkut tambang bijih besi keluar Sungai Mentaya diperkirakan hanya sisa stok yang harus dihabiskan oleh perusahaan tambang di Hulu Sungai Mentaya.
Sementara itu, Staf Ahli Gubernur Kalteng, Suhaimi, menegaskan, dengan adanya kebijakan Gubernur tersebut akan berdampak baik bagi Kaliamantan Tengah yang saat ini hanya mengekspor bijih besi.
Mantan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Pemprov Kalteng ini, menjelaskan saat ini sudah banyak investasi yang akan masuk Kalteng.
“Prosfek tahun 2022 untuk sektor perkebunan akan banyak investasi yang akan masuk tinggal realisasi saja. Ada perkebunan tepung tapioka dengan pabrik di Katingan,” katanya.
Demikian juga dengan, pertanian seluas 3000 hektare dan pertambangan ada sebanyak 30 pertambangan yang saat ini sedang mengurus perizinanya di pusat.
“Saya memperkirakan setidaknya jika ada 20 perusahaan pertambangan saja yang bisa masuk Kalteng sudah ada dkitar Rp 7 Triliun investasi yang akan masuk Kalteng,” ungkapnya.
Salah satu investasi pertambangan yang saat ini booiming adalah pasir silika.”Ada investor yang akan masuk untuk membuat pabrik serta smelternya akan dibangun di Kalteng,” terangnya. (*)