Konflik Senjata di Intan Jaya, Korban Jiwa Berguguran hingga Seruan Damai
KOMPAS.com – Konflik senjata di Kabupaten Intan Jaya, Papua, telah merenggut nyawa baik warga sipil hingga prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Menurut catatan Asisten Operasi Kogabwilhan III Brigjen TNI Suwastyo, 11 prajurit TNI dari Yonif 400/BR gugur dalam tugas saat menjaga daerah rawan.
Menurut Suwastyo, dari jumlah tersebut, 4 di antaranya gugur dalam baku tembak. Sementara itu, sisanya gugur karena kecelakaan saat truk yang dikendarai alami rem blong.
“Dari jumlah tersebut empat prajurit di antaranya meninggal akibat kecelakaan lalu-lintas,” kata Brigjen TNI Suwastyo, seperti dilansir dari Antara.
Baca juga: Terancam, Warga Intan Jaya Mengungsi, Tokoh Agama: Segera Hentikan Konflik
Sementara itu, berdasar data dari Polda Papua selama tahun 2020, telah terjadi 49 kasus penembakan dan penganiayaan di sejumlah wilayah, yaitu Polres Nduga, Intan Jaya, Paniai, Puncak Jaya, Keerom dan Polres Pegunungan Bintang.
Kasus penyerangan di Polres Intan Jaya tercatat paling tinggi dengan 23 kasus penembakan, penganiayaan dan perampasan senjata api.
Dari aksi tersebut, tercatat tiga anggota TNI, dua anggota Polri dan lima warga sipil menjadi korban luka.
Lalu, korban meninggal tercatat tiga anggota TNI dan 10 warga sipil.
Baca juga: Pesan Ayah Prada Ginanjar: Selesaikan Konflik Papua, Jangan Ada Tentara Jadi Korban Lagi…
Sementara itu, dari informasi terkini, aparat kepolisian di Intan Jaya sudah menetapkan status keamanan siaga satu karena teror KKB yang tiada henti.
Status siaga satu itu, menurut Kapolres Intan Jaya Kapolres Intan Jaya Ajun Komisaris Besar I Wayan G Antara, warga diminta untuk tidak lagi beraktivitas pada pukul 17.00 WIT.
Baca juga: Mencekam, Teror KKB Tiada Henti, Polisi Tetapkan Siaga 1 di Intan Jaya
Wayan menyebut, saat ini KKB sudah masuk di kawasan kota. Hal ini yang kemudian membuat warga dari empat kampung mengungsi ke Kompleks Pastoran Gereja Katolik Santo Mikael Bilogai, Distrik Sugapa.
“Warga mengungsi karena aksi KKB yang tidak hanya mengincar aparat keamanan, namun juga mereka. KKB sudah menempatkan anggotanya hingga di Sugapa,” ujar Wayan, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (17/2/2021).
Akibat konflik senjata yang terus terjadi, warga Intan Jaya. Sampai Senin (15/2/2021), jumlahnya telah mencapai sekitar 1.000 orang.
Menurut Pemerintah Provinsi Papua, terkait data dan kondisi pengungsi terhambat masalah komunikasi.
“Kondisi saat ini pengungsian di Sugapa memang belum terpantau oleh kami karena pesawat terbatas dan komunikasi juga tidak bisa,” kata Kepala Dinas Sosial Provinsi Papua, Ribka Haluk, di Jayapura, Rabu (17/2/2021).
Baca juga: 100 Personel Brimob NTT Dikirim ke Papua 6 Bulan, Amankan Wilayah dari KKB, Ini Pesan Kapolda
Sementara itu, seruan damai terus dilakukan sejumlah tokoh, salah satunya Administratur Keuskupan Timika Pastor Marthen Kuayo Pr.
Dirinya meminta, konflik bersenjata yang terjadi di Kabupaten Intan Jaya, harus segera dihentikan.
“Kami dari gereja mengajak pemerintah dalam hal ini aparat TNI dan Polri maupun pihak TPN-OPM untuk mengambil langkah-langkah berdialog untuk mengakhiri konflik di Intan Jaya. Kalau situasinya tetap seperti ini maka sudah pasti korban akan terus berjatuhan dari kedua belah pihak,” kata Pastor Marthen di Timika, Selasa.
(Robertus Belarminus).
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.