Tanah Indonesia menyimpan sisa-sisa kehidupan masyarakat masa lampau yang tak kalah menarik. Pada periode tahun 2015-2020, para arkeolog Tanah Air telah menemukan beberapa bukti kehidupan manusia purba hingga kecanggihan orang masa lalu.
Beberapa di antaranya juga menggambarkan konsep keindahan orang-orang purbakala.
Menukil dari Balai Pengelolaan Pengujian Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan berbagai sumber lain, simak beberapa peninggalan masa lampau yang menarik untuk diketahui!
Penemuan fosil manusia berusia 1,8 juta tahun di Brebes ini memberikan pengetahuan baru mengenai migrasi manusia purba pada masa lampau. Dikatakan dalam situs Pemerintah Kabupaten Brebes, di Desa Galuh Timur, Kecamatan Tonjong, Brebes juga dibangun Museum Purbakala Bumiayu Tonjong (BUTON).
Kemampuan manusia Homo erectus dalam mengekspresikan keindahan, tercermin dari goresan bermotif geometris di cangkang kerang berusia 500.000 tahun.
Dijelaskan dalam Indonesia.go.id, sejak 1996 Sangiran ditetapkan oleh UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia. Di sana ditemukan jejak peninggalan era Pleistosen paling lengkap dan utuh.
Gambar cadas manusia purba di Maros, Sulawesi Selatan berusia lebih dari 40.000 tahun. Disebutkan dalam Arkenas Kemdikbud, lukisan gua ini diperkirakan berumur 44.000 tahun, sehingga menjadi yang tertua di dunia.
Lukisan manusia purba yang ada di sana menggunakan motif stensil tangan berwarna merah. Hal itu diketahui dari pengukuran peluruhan radioaktif uranium dan elemen lain dari pembentukan mineral di Leang Bulu Sipong, satu dari ratusan gua di daerah karst Maros-Pangkep.
Situs arkeologi di Matano ini menunjukkan bahwa masyarakat Nusantara mulai mengenal dan menguasai teknologi logam sejak awal peradaban besi di Nusantara. Artinya, itu terjadi pada abad 8 Masehi.
Pada sebuah artikel ilmiah bertajuk “Arkeologi Bawah Air: Temuan Tembikar Situs Terendam di Danau Matano, Sulawesi Selatanoleh Rr Triwurjani dan Shinatria Adhityatama, penemuan di Danau Matano tersebut menunjukkan adanya peradaban di mana masyarakat mahir membuat benda logam dari bijih yang dilebur dan materialnya diperoleh dari daerah sekitar.
Penemuan kedua situs ini memberikan pengetahuan mengenai peradaban Hindu-Buddha di Jawa Tengah. Kedua situs tersebut juga memberi bukti arkeologis keberadaan Kerajaan Holing di Jawa.
Berdasarkan analisis karbon C-14 di situs Balekambang, ditunjukkan bahwa penanggalannya berasal dari awal abad 7 Masehi. Selain itu, situs Bototumpang mempunyai arsitektur yang mirip dengan situs Balekambang.
Arkeolog menemukan arca Dwarapala setinggi dua meter dan kepala arca Dhyani Bodhisatwa di Kediri, Jawa Timur. Kedua arca ini berasal dari abad ke-11 dan 12 Masehi.
Berdasarkan gaya seninya, kedua arca tersebut memperlihatkan kehalusan dan ketinggian seni arca masa Kerajaan Kadiri. Kerajaan tersebut dikenal dengan seni sastra dan karya pujangganya.
Situs Goa Harimau menunjukkan bukti pembauran ras austromelanesia dan mongoloid. Hal itu dibuktikan melalui penemuan kerangka manusia dari kedua ras tersebut yang usia peradabannya 15.000 tahun lalu.
Itulah beberapa penemuan para arkeolog sepanjang 2015-2020 yang menarik untuk diketahui.
ADVERTISEMENT