Konten Premium
Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan perkembangan harga sejumlah komoditas unggulan ekspor Indonesia di pasar global mengalami penurunan secara bulanan atau month-to-month (mtm).
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah, menyampaikan harga komoditas batu bara, minyak mentah dan gas alam terpantau mengalami penurunan pada November 2022.
“Komoditas yang harga relatif tinggi secara tahunan namun mengalami penurunan secara bulanan, yaitu batu bara, minyak mentah, dan gas alam,” kata Habibullah dalam Rilis BPS, Kamis (15/11/2022).
Dalam paparannya terlihat harga batu bara di pasar global pada November 2022 melemah, turun sebesar 12,22 persen (mtm). Habibullah menyebutkan bahwa harga komoditas unggulan tersebut masih menunjukkan tren peningkatan bila dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun lalu, bahkan tercatat naik hingga 117,27 persen yoy, dari US$157,5/mt menjadi US$342,2/mt.
Adapun, harga minyak mentah juga menunjukkan penurunan secara bulanan sebesar 3,27 persen. Namun naik secara kalender tahunan sebesar 9,33 persen dari US$79,9/barrel menjadi US$87,4/barrel.
Kondisi serupa terjadi pada komoditas gas alam yang turun 6,10 persen mtm. Namun, berhasil tumbuh positif secara tahunan sebear 5,17 persen, dari US$5/mmbtu menjadi US$5,3/mmbtu.
Sementara itu, harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dan bijih besi yang pada Oktober 2022 kompak mengalami penurunan, pada November 2022 kembali menguat secara mtm.
“Harga nikel masih mengalami peningkatan harga baik secara bulanan dan tahunan. Beberapa komoditas yang juga mengalami kenaikan minyak kelapa sawit dan bijih besi,” ujar Habibullah.
Harga CPO untuk November 2022 naik 6,38 persen mtm, sedangkan bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (yoy), harga CPO telah turun sedalam 29,46 persen, dari US$1.340/metrik ton (mt) menjadi US$945,7/mt.
Sama halnya dengan CPO, harga bijih besi juga menguat pada periode yang sama, yakni naik sebesar 0,84 persen. Sementara secara tahunan telah turun sebesar 3,01 persen dari US$96,2/dmtu pada November 2021 menjadi US$93,3/dmtu pada November 2022.
Lebih lanjut, Habibullah menjelaskan komoditas unggulan yang tumbuh positif baik secara bulanan dan tahunan, yaitu nikel naik 16,02 persen (mtm), sementara secara tahunan naik 28,24 persen dari US$19,9/mt menjadi US$25,6/mt.
Secara umum, total nilai ekspor Indonesia pada November 2022 sebesar US$24,12 miliar, tumbuh 5,58 persen (yoy). Namun, ekspor pada November 2022 tercatat turun sebesar 2,46 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Ekspor migas tercatat turun sebesar 11,85 persen, sedangkan ekspor nonmigas turun sebesar 1,94 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :
Bergabung dan dapatkan analisis informasi ekonomi dan bisnis melalui email Anda.