Resmi menyandang status sebagai unicorn, Kopi Kenangan punya misi untuk menjadikan biji kopi Indonesia dikenal dunia. Tak hanya gencar ekspansi di Tanah Air, perusahaan yang berdiri pada 2017 ini bertekad untuk mulai menggelar lapak warung kopi di luar negeri tahun ini.
Desember lalu, Kopi Kenangan memperoleh pendanaan seri C tahap pertama senilai US$ 96 juta atau sekitar Rp 1,3 triliun. Pendanaan tersebut dipimpin Tybourne Capital Management, sekaligus mengantarkan Kopi Kenangan sebagai perusahaan new retail food and beverage (F&B) berstatus unicorn pertama di Asia Tenggara.
Sebelumnya, sejumlah investor juga terlibat dalam pendanaan di Kopi Kenangan, seperti Horizons Ventures, Kunlun, dan B Capital. Terdapat investor baru yang terlibat dalam pendanaan tersebut, yakni Falcon Edge Capital.
Kopi Kenangan meraih pendanaan seri A US$ 20 juta atau setara Rp 280 miliar pada 2019. Investasi ini dipimpin oleh Sequoia India, diikuti beberapa investor lain termasuk rapper Jay-Z dan petenis Serena Williams. Pada 2020, unicorn itu mengumumkan pendanaan seri B US$ 109 juta.
Investasi tersebut dipimpin oleh Sequoia Capital dan diikuti oleh Alpha JWC. Selain itu, ada pemodal anyar yang berpartisipasi yakni B Capital, Horizons Ventures, Verlinvest, Kunlun, dan Sofina.
Untuk ekspansi ke luar negeri, Co-founder sekaligus Chief Business Officer James Prananto mengatakan, “Persiapan di Asia Tenggara sudah kami lakukan. Di akhir 2022 kami akan launch,” katanya akhir Desember lalu kepada Intan Nirmala Sari dan Desy Setyowati.
Empat-lima tahun lalu, kalau orang ke coffee shop di dekat rumah atau perkantoran itu pasti yang dari luar negeri. Kebanyakan harga satu cup Rp 40 – 50 ribu. The best option, ke supermarket, mencari botolan yang harga Rp 7 ribuan atau di warung mencari kopi tubruk.
Saat itu coffee shop tempatnya besar, ada AC dan WiFi yang kencang. Kalau model seperti itu, kami tidak bisa. Jadi kami buat konsep grab and go. Gerai pertama itu hanya 10 meter. Dari segi capex lebih murah, operational cost lebih murah, pembangunannya juga.
Bagaimana kami bisa tumbuh? Kami masuk bisnis kopi dengan model disrupsi. Kami bukan mengikuti apa yang sudah ada di market, tetapi mengganti pola pikir yang ada di market.
Mungkin cuma Rp 200 juta di Menara Standard Chartered, perkantoran.
Tidak bisa disampaikan. Tetapi dalam 2 – 3 bulan, kami balik modal.
Kopi ini minuman sehari-hari. Alasan minum kopi bermacam-macam. Ada yang untuk energi dan ada untuk gaya hidup. Jadi kegunaan dari minum kopi itu banyak. Peminatnya juga banyak.
Market kopi Indonesia besar sekali. Kami tutup tahun lalu dengan 420 toko. Tahun ini 600 toko. Ini sebuah achievement di tengah pandemi. Tahun 2022, 1000 toko. Apalagi untuk tahun 2022, bukan hanya di Indonesia, kami ada rencana untuk ekspansi internasional.
Ekspansi tadi. Kedua, kami mengganti model bisnis, terutama karena pandemi. Perilaku konsumen berubah yang dahulu lebih banyak di kantor, dan kami banyak outlet di kantor dan mal. Kami berubah strategi, buat outlet yang dekat perumahan.
Selain itu, dekat dengan partner terutama agregator Grab, Gojek, dan sekarang ada ShopeeFood dan Traveloka Etas. Kami juga ada aplikasi Kopi Kenangan sendiri dengan 1,8 juta pengguna. Dengan aplikasi, kami lebih targeted marketing karena coba memahami maunya market.
Masih pilot project. Jadi belum bisa disclose soal perkiraan. Store performance, our identity grab and go. Kalau diperhatikan, rata-rata toko kopi kenangan 15 – 30 meter . Ke depan kami tetap melakukan hal-hal seperti itu. Kami di pom bensin juga mulai banyak karena mau deket dengan konsumen. Banyak juga yang berbentuk kontainer.
Sudah mulai merata, karena per tahun ini ada di 45 kota di Indonesia. Belum ada target khusus untuk kotanya. Kami sudah hampir semua masuk di kota-kota besar di Indonesia. Pasti ada kota baru, tapi kami juga melihat untuk memperbanyak toko di kota besar lain yang kami sudah hadir namun belum sebesar itu.
Kami belum bisa disclose. Tapi yang pasti di Asia Tenggara. Persiapan sudah kami lakukan. Di akhir 2022 kami akan launch. Paling penting apakah pasarnya peminum kopi yang besar. Kami juga melihat situasi pandemi, karena bisnis tidak seperti biasa. Kalo seperti biasa, kan tinggal buka toko. Kami juga harus lihat kebijakan di luar negeri, seperti PPKM di sana seperti apa.
Kemungkinan besar akan mengikuti strategi di Indonesia, karena kami merasa ini strategi yang serve as well. Kami akan pakai strategi yang sama. Store format tidak besar-besar, tapi ada yang besar untuk branding. Most of store as be smaller.
Kayaknya bukan Kopi Kenangan
Di Asia Tenggara, tetapi kami belum bisa kasih 100 % konfirmasi. Tentu Malaysia dan Thailand adalah salah satu yang kami pelajari untuk masuk.
Pertama, kami bukan waralaba. Kami miliki dan operasikan sendiri. Alasan sejak awal kami tidak mau waralaba karena setiap toko berbeda-beda operasinya. Dengan kami jalankan sendiri, itu sudah membantu dari sisi konsistensi.
Kedua, kami ada Kenangan Academy yang kami launch pada Agustus 2020. Ini tempat training barista. Tahun ini, kami training 1.985 barista, pada 2022 kami target 2.000-2.300 barista.
Masih pandemi kalau pada tahun depan (2022). Karena pandemi, perilaku konsumen berubah.
Aplikasi. Konsumen bisa pre-order. Kalau langsung, antreannya biasanya panjang. Atau, sebelum sampai outlet, mereka juga bisa pesan. Dan tentunya, data. Kami punya 1,8 juta pengguna di aplikasi Kopi Kenangan. Basicly, dengan data-data itu kami memberi offering yang lebih terkostumisasi.
Cerita Roti, Chigo, Kenangan Manis, itu brand yang kami buat sendiri. Cerita Roti kami launch karena temannya kopi. Sekarang sudah ada di hampir 500 toko Kopi Kenangan. Chigo di 40 gerai. Kenangan Manis baru di 10 toko.
Belum tahu. Tapi kami melihat banyak pertumbuhan dari brands ini. Cerita Kita karena Kopi Kenangan target 1.000, ke depan ya akan di 1.000 itu. Chigo target 200-250 toko, Kenangan Manis maunya di 500 toko Kopi Kenangan. Produk-produk ini masih baru, potensi tumbuhnya masih besar.
Saya tidak bisa ungkap rinci angkanya. Yang saya bisa sampaikan, Chigo dan Cerita Roti lumayan ada efeknya buat Kopi Kenangan. Meanwhile, Kenangan Manis karena masih 10 toko, tentunya masih kecil.
Kami tidak akan expand banyak. Di Indonesia, mungkin hanya 1 -2 toko. Ini lebih memperlihatkan komitmen kami terhadap kopi Indonesia. Kami mau buat tempat kopi kenangan yang bisa dinikmati. Ada budaya Indonesia.
Di sana, konsumen bisa pilih kopi dari beberapa daerah dan bisa roasting langsung. Selain itu, kami akan bikin (puris), kalau di bar itu mixologist, kami itu cocktail coffee. Jadi ini passion project kami. Kami mau punya tempat yang bisa untuk dukung budaya kopi Indonesia.
Konsumen kami dari semua range. Kalau Heritage agak singular, mungkin lebih ke menengah. Dari sisi harga, Kenangan Heritage lebih mahal dibandingkan yang biasa, tetapi kalau dibanding yang lain masih sama.
IPO paling cepat di 2023. Untuk dana, kami belum tahu. Tapi kalau untuk pendanaan terakhir US$ 90 juta. Dana ini yang pasti untuk ekspansi toko, ke pasar internasional, dan merek yang bukan dari Kopi Kenangan seperti Chigo.
Tentu kami ingin membawa brand Indonesia untuk lebih besar. Ini kenapa kami memikirkan ekspansi ke internasional. IPO salah satu validasi.
Kami tidak bisa sampaikan. Startup, setiap tahun perubahan cepat. Jadi, kami masih tahu. Mungkin setahun berikutnya sudah ada gambaran jelas.
Ini seri C. Sebelumnya ada seri A dan B, kami sudah meraih hampir (US$ 37 juta). Dengan tambahan ini hampir (US$ 250 juta). Jadi, (cash pool sheet) kami masih kuat.
As optional, we do have of plan yet. But again, there is something in that’s very full it.
Kami target ke internasional. Kalau hanya menang di Indonesia, kami ingin brand besar sebagai global. Jadi di luar negeri pun sukses. Bukan hanya brand, tetapi juga kopi Indonesia. Kenapa ingin masuk pasar luar negeri? Bicara Thai Tea, semua orang tahu itu dari mana. Sebenarnya kopi susu gula aren kan Indonesia. Kami mau bawa ini ke luar negeri dan mereka tahu ini dari mana.
Dari beberapa daerah misalnya, Flores. Ada empat region Sidikalang, Aceh, Flores, dan Banjar negara. Kami launch yang light series, karena kami tahu ada konsumen yang tidak bisa minum kopi. Kami kerja sama dengan Mikael Jasin.
Kami sasar Asia Tenggara dulu, baru melihat pasar yang lain.
Di Indonesia ada lag. Kalau dua-tiga tahun di AS, ya itu di sana. Kami sekarang belum tahu bakal bagaimana, tapi ada banyak peluang yang menarik. Sebagai startup dan perusahaan muda, kami coba to be as much as we can dan mengikuti tren konsumen.
Misalnya, dulu Kopi Kenangan hanya kopi, kini kami tambahkan produk lain seperti Thai Tea, Milk Tea, dan Boba. Jadi yang kami perhatikan pertama itu konsumen. Begitu metaverse masuk Indonesia, kami lihat konsumen bagaimana. We would adjust dan ke sana.
Dapatkan informasi terkini dan terpercaya seputar ekonomi, bisnis, data, politik, dan lain-lain, langsung lewat email Anda.