Cerita Momen Janggal Sebelum Kecelakaan Maut BMW Singapura
SINGAPURA, KOMPAS.com – Apa yang sebenarnya terjadi sebelum kecelakaan maut BMW M4 Coupe di Tanjong Pagar, Singapura, yang menewaskan 5 orang pada Sabtu subuh (13/2/2021) pukul 5.41 mulai terungkap.
Kompas.com berkesempatan berbincang dengan Kenneth, teman karib salah satu korban, Eugene Yap (29), di sebuah rumah di salah satu distrik di Singapura tengah, Kamis (18/2/2021).
Baca juga: Sosok Eugene Korban Tabrakan Maut BMW Singapura di Mata Teman Karibnya
Sepengetahuan Kenneth, Eugene merayakan Imlek bersama keempat korban lain, yaitu Jonathan Long (29), Gary Wong Hong Chieh (29), Elvin Tan Yong Hao (28), dan Teo Qi Xiang (26) dengan kumpul-kumpul bersama di Restoran Korea Ggang Tong, yang berada tepat di seberang lokasi kecelakaan di Jalan Tanjong Pagar nomor 37.
Ikut merayakan pula Raybe Oh, pacar Jonathan, dan dua temannya, yang mana salah satu diidentifikasi bernama Park berkebangsaan Korea Selatan, putra dari pemilik restoran itu.
Menurut Kenneth, mereka semua tiba di lokasi sekitar pukul 3 pagi. Masing-masing datang dari acara kumpul-kumpul Imlek lainnya. Mereka berencana pulang ke rumah jam 6 pagi.
Saat fajar menyingsing, mereka pun memutuskan untuk meninggalkan lokasi. Namun, entah bagaimana muncul ide untuk melakukan test drive dengan sedan berwarna putih yang baru dibeli Jonathan beberapa bulan lalu.
Berdasarkan informasi yang diterima Kenneth dari temannya yang juga dekat dengan Eugene, BMW itu melintas di jalan yang sama sebanyak tiga kali dan dikemudikan oleh orang yang berbeda.
Baca juga: Kecelakaan Maut BMW Singapura, Pacar Pengemudi Masuk ICU dengan Luka Bakar 80 Persen
Kenneth tidak tahu mengapa Jonathan dan korban lainnya ingin test drive BMW tersebut. Satu hal yang pasti menurutnya adalah, tidak semua yang ingin merasakan mobil sport selalu mengebut.
“Ekspektasi setiap orang berbeda. Ada yang ingin mencoba seberapa cepat mobil sport, ada yang ingin mengetes catatan waktu, ada yang ingin tahu bagaimana membawanya di jalan yang tidak lurus. Makanya kenapa pada dua putaran pertama tidak terjadi masalah.” jelas pria berusia 32 tahun itu.
“Eugene adalah salah satu pengemudi pada dua putaran pertama. Jonathan adalah pengemudi ketika BMW nahas itu kehilangan kontrol sebelum menabrak rumah toko (ruko) tersebut,” terang Kenneth kepada Kompas.com.
BMW itu diketahui awalnya melaju dengan kecepatan yang lebih lambat dari yang terlihat di video, menurut laporan The Straits Times. Video yang beredar diduga memperlihatkan BMW itu melintasi Jalan Tanjong Pagar untuk ketiga kalinya.
Menganalisa video detik-detik kecelakaan, informasi yang diterimanya, dan pengalamannya sendiri sebagai pengemudi mobil sport, Kenneth mengakui mengebut adalah salah satu faktor utama terjadinya kecelakaan maut tersebut.
Baca juga: Video Detik-detik Kecelakaan Maut BMW Singapura, Pacar Pengemudi Nekat Terobos Kobaran Api
“Dugaan saya Jonathan belok mendadak saat ngebut di jalan yang sempit itu. Tidak menolong, bagian belakang mobil juga kelebihan kapasitas.”
“Akibatnya dia kehilangan kendali dan mobil lepas kontrol,” Kenneth menduga penyebab mobil berputar-putar tidak terkendali seperti yang terlihat di video insiden.
BMW M4 Coupe didesain dengan kapasitas 4 tempat duduk, tetapi ketika kecelakaan terjadi ada 5 orang yang berada di dalam mobil.
Kenneth juga menduga api kebakaran dipicu oleh tangki metanol yang bocor setelah mobil menghantam ruko.
”Mobil tersebut menggunakan metanol sebagai pengganti air radiator atau pendingin untuk mesin mobil.”
“Mengapa menggunakan metanol? Saya menduga karena mesin mobil sudah dimodifikasi agar dapat melaju lebih kencang sehingga mesin mobil akan lebih panas karena performanya lebih berat dari bawaan asli.”
Kenneth sangat menyesalkan terjadinya kecelakaan yang merengut nyawa Eugene, teman karibnya itu. Dia tidak mengenal secara pribadi empat korban lainnya.
Adapun Eugene, Elvin, dan Teo telah dikremasi, sedangkan Jonathan dan Gary akan dikremasi pada Jumat (19/2/2021).
Baca juga: Kecelakaan Maut BMW yang Hebohkan Singapura, Ini Kronologi dan Faktanya
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.