Tuesday, 9 Rajab 1444 / 31 January 2023
Tuesday, 9 Rajab 1444 / 31 January 2023
Selasa 03 Aug 2021 07:28 WIB
Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Industri baja. ilustrasi
REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING — China berencana menurunkan produksi bajanya tahun ini tetapi hal itu bisa jadi sulit. Pada paruh pertama 2021, pabrik baja China menghasilkan hampir 12 persen lebih banyak baja mentah dibandingkan periode yang sama pada 2020, menurut catatan Wood Mackenzie.
China mencatat rekor produksi baja bulanan sebanyak 99,45 juta ton baja pada Mei, meskipun jumlahnya turun menjadi 93,88 juta ton pada Juni, Reuters melaporkan, Selasa (3/8).
Sektor baja menjadi salah satu pencemar terbesar di China, menghasilkan sekitar 10 persen hingga 20 persen emisi karbon di negara tersebut. Beijing telah menargetkan industri ini sebagai bagian dari upayanya untuk mengurangi emisi karbon dan mencapai nol bersih pada tahun 2060.
Produksi kemungkinan lebih rendah pada paruh kedua tahun ini tetapi mendorongnya di bawah level 2020 mungkin menjadi tantangan, kata para analis. “Ini akan melibatkan bantingan rem yang nyata untuk menurunkannya. Kami pikir produksi baja akan naik sekitar 8-9 persen tahun ini,” kata Paul Bartholomew, analis baja utama di S&P Global Platts.
Rohan Kendall, kepala penelitian bijih besi di Wood Mackenzie, mengatakan di Forum Bijih Besi Singapura, akan hampir tidak mungkin bagi China untuk memproduksi lebih sedikit baja tahun ini dibandingkan tahun lalu.
Namun, seorang eksekutif di produsen baja Cina Hesteel, mengatakan pabrik baja harus lebih memperhatikan penurunan produksi mereka untuk mematuhi kebijakan pemerintah, terutama pabrik milik negara. “Kami tidak punya pilihan (selain) untuk mematuhi aturan pemerintah,” kata Mu Guoqiang, kepala impor dan ekspor baja di Hesteel, di Forum Baja Singapura Fastmarkets.
China mengatakan, pihaknya berkomitmen melanjutkan pengurangan produksi baja, dan pabriknya di kota pembuat baja Tangshan dilaporkan telah menurunkan produksi setelah diperingatkan akan hukuman jika mereka memproduksi berlebihan. Tetapi tidak semua orang setuju bahwa pemerintah akan memiliki jalannya sendiri.
“Sangat sulit bagi pihak berwenang untuk mengontrol produksi mengingat jumlah pabrik swasta dan milik negara di China,” kata Zhuang Bin Jun, mantan manajer grup pengembangan bisnis di Fortescue Metals.
“Ada permintaan baja yang sangat kuat di negara ini, dan produksi tidak mungkin turun dalam beberapa bulan mendatang jika profitabilitas produksi baja sebaik pada paruh pertama tahun ini,” kata Zhuang di forum bijih besi.
Dapatkan Update Berita Republika
Klopp Punya Masalah dengan Henderson dan Fabinho
De Zerbi Kurang Puas Saat Brighton Kembali Bungkam Liverpool, Mau Apa Lagi?
Casemiro Sebut 3 Tim Ini Bakal Jadi Pesaing Terberat Saat MU Berproses Menuju Juara
Ten Hag Beberkan Peran Krusial Casemiro dalam Permainan Man United
Sederet Faktor Penyebab Keterpurukan Liverpool pada Musim Ini
Musik
Sheila on 7 lantas menutup penampilan dengan lagu.
Keuangan
Pelindo bidik India karena dianggap sebagai pintu gerbang Asia Selatan
Infografis Olahraga
Jika lolos ke final Newcastle kemungkinan jumpa Man United.
Korporasi
Pelindo dan INA mempersiapkan pengapalan langsung dari Belawan ke beberapa negara.
Jabodetabek Nasional
Langkah pertama memajukan Jakarta dalam Imlek ini adalah mempererat kerukunan.
2 PHOTO
4 PHOTO
5 PHOTO
3 PHOTO
3 PHOTO
Selasa , 31 Jan 2023, 00:05 WIB
Senin , 30 Jan 2023, 21:20 WIB
Phone: 021 780 3747
Fax: 021 799 7903
Email:
[email protected] (Redaksi)
[email protected] (Redaksi)
[email protected] (Iklan)
Copyright © 2018 republika.co.id, All right reserved