JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka ekspor Indonesia sebesar USD15,28 miliar pada November 2020. Ekspor ini mengalami kenaikan sebesar 6,36% dibandingkan Oktober 2020.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, surplus pada November ini ditopang oleh beberapa sektor komoditas utama. Seperti ekspor hasil pertanian, hasil hutan bukan kayu, pengolahan, perkebunan, hingga tambang.
Tercatat migas meningkat 24,26% (mtm), pertanian 6,33% (mtm), dan meningkat 33,33% (yoy). Di mana untuk hasil pertanian adalah hasil hutan bukan kayu lainnya, aromatik dan rempah-rempah, buah-buahan, cengkeh, dan sarang burung.
Baca Juga: Ekspor RI November Capai USD15,28 Miliar, Tertinggi sejak 2018
Menurutnya, perbaikan ekspor ditunjang naiknya permintaan dan naiknya harga komoditas andalan Indonesia. Seperti batu bara dan minyak sawit.
“Jadi penyumbang surplus terbesar minyak dan lemak hewan nabati, bahan bakar mineral, serta besi baja,” ujar dia dalam paparan secara virtual, Selasa (15/12/2020).
Baca Juga: 50 Tahun Berkarya, Indomie Konsisten Hidupkan Inspirasi Indomie untuk Negeri
Follow Berita Okezone di Google News
Dia juga menjelaskan, ekspor lemak dan minyak hewan/nabati mencapai USD449,4 juta, bahan bakar mineral sebesar USD268,5 juta dan besi dan baja sebesar USD210,8 juta.
Kemudian, lanjut dia, secara pangsa ekspor, Amerika Serikat, China dan Jepang masih menjadi tujuan ekspor terbesar dari Indonesia.
“Posisi neraca perdagangan Indonesia juga masih mencatat surplus terhadap AS sebesar USD948,7 juta, India sebesar USD603,8 juta dan Filipina sebesar USD523 juta. Dan Indonesia masih mengalami defisit terhadap China sebesar USD527,6 juta,” ungkap dia.
Berita Terkait
Bagikan Artikel Ini
Berita Lainnya
© 2007 – 2023 Okezone.com,
All Rights Reserved