Didanai Jerman, TPA Sampah Talang Gulo Bersistem Sanitary Landfill
JAKARTA, KOMPAS.com – Kementerian PUPR mengembangkan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Talang Gulo di Kota Jambi, Provinsi Jambi, dari semula menggunakan sistem penimbunan sampah terbuka (open dumping) menjadi sanitary landfill.
Pengoperasian TPA sampah dengan sistem sanitary landfill akan meminimalisir dampak pencemaran, baik itu air, tanah, maupun udara. Sehingga lebih ramah lingkungan.
Mengutip dari rilis pers pada Minggu (10/04/2022), Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan penanganan masalah sampah dapat dilakukan melalui dua aspek.
Baca juga: TPA Regional Mamitarang Tampung Limbah Rumah Tangga di Empat Wilayah
Yakni struktural dengan membangun infrastruktur persampahan dan non struktural seperti mendorong perilaku hidup bersih serta sehat masyarakat.
Pengembangan TPA Sampah Talang Gulo merupakan kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Jerman dalam Program Emission Reduction in Cities–Solid Waste Management (ERIC-SWM).
Selain Kota Jambi, terdapat kota/kabupaten lain yang menjadi percontohan dalam program tersebut. Seperti Kota Malang, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Jombang.
Pengembangan sistem sanitary landfill TPA Sampah Talang Gulo mulai dikerjakan sejak 2018 hingga 2020 dengan biaya senilai 14 juta euro atau sekitar Rp 218,9 miliar
Pemilihan TPA Sampah Talang Gulo untuk pilot project program ERIC-SWM karena kondisi TPA eksisting di Kelurahan Kenali Asam Bawah, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi.
TPA lama dibangun pada tahun 1997 itu sudah overload dan dikhawatirkan tidak akan bisa lagi menampung sampah yang ditimbulkan setiap harinya.
Untuk itu, dilakukan pembangunan TPA sampah yang baru dengan sistem sanitary landfill yang lokasinya sama dengan TPA lama dengan luas lahan 21,3 hektar.
Pengembangan infrastruktur TPA Sampah Talang Gulo meliputi pembangunan area landfill seluas 5,2 hektar atau 620.000 meter kubik, sarana pengolahan air lindi berkapasitas 250 meter kubik per hari.
Lalu, sarana pemilahan sampah berkapasitas 35 ton per hari, sarana pengolahan kompos berkapasitas 15 ton per hari, serta bangunan fasilitas penunjang seperti kantor pengelola, jembatan timbang, dan workshop.
Baca juga: Bekasi Manfaatkan Teknologi Pengelolaan Sampah RDF, Ini Kelebihannya
Dengan sistem sanitary landfill, TPA Talang Gulo memberikan manfaat untuk meningkatkan akses layanan persampahan bagi 600 ribu jiwa masyarakat Kota Jambi serta menghasilkan produk kompos hingga 15 ton per hari.
Sistem ini juga dinilai lebih ramah lingkungan dengan memilah sampah organik hingga 35 ton per hari hari dan mengolah air lindi sekitar 250 meter kubik per hari.
Air lindi ditampung dan disalurkan ke kolam penampungan Instalasi Pengolahan Lindi (IPL) dengan sistem pemurnian bertahap dan dilengkapi bak kontrol. Jadi dapat meminimalisir pencemaran tanah, udara, dan air di sekitarnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Kunjungi kanal-kanal Sonora.id
Motivasi
Fengshui
Tips Bisnis
Kesehatan
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.