ADVERTISEMENT
Nilai tukar dolar Australia telah melonjak dan menjadi rekor tertinggi sejak 2018. Lonjakan itu didorong naiknya harga bijih besi dan mulai pulihnya perekonomian.
“AUD terus melonjak, diperdagangkan di atas 0,7570 selama sesi Asia pada hari Jumat, dibantu oleh kenaikan harga bijih besi selama sepekan terakhir,” kata Direktur Ekonomi dan Pasar di National Australia Bank, Tapas Strickland, dikutip dari CNBC,Selasa (15/12/2020).
Menurut catatan, mata uang Australia telah meroket hampir 8% terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sejak awal tahun ini. Selain itu, para analis mengungkap naiknya harga bijih besi karena permintaan dari China meningkat dan meredanya gangguan badai yang melanda Australia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Harga bijih besi di Dalian Commodity Exchange China melonjak hampir 10% pada hari Jumat ke level tertinggi sepanjang masa, melewati level US$ 152,95 per ton untuk pertama kalinya dalam sejarah. Menurut Asosiasi Baja Dunia atau World Steel Association Australia telah menyumbang dana sekitar 60% dari total pengiriman bijih besi lewat laut dunia pada 2019.
China kini membeli sebagian besar bijih besi di Australia setelah lama terhenti akibat hubungan kedua negara itu memburuk dan juga menghentikan sejumlah ekspor Australia ke China, khususnya ekspor bijih besi. Ekspor bijih besi Australia tercatat menurun sekitar 6,1% dalam pekan yang berakhir 4 Desember.
Selain menurunnya ekspor bijih besi, ketegangan kedua negara itu membuat ekspor anggur, jelai, dan kapas juga mandek. Hubungan bilateral antara Australia dan China telah memburuk sejak awal tahun ini setelah Australia tak yakin bagaimana China menangani COVID-19.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT