Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengklaim ekspor produk besi baja Indonesia naik 18 kali lipat sejak 2014 hingga 2021 berkat hilirisasi nikel.
“Hilirisasi nikel telah meningkatkan ekspor besi baja 18 kali lipat,” ungkap Jokowi dalam Sidang Tahunan MPR RI, Selasa (16/8).
Berdasarkan catatan Jokowi, ekspor besi baja hanya Rp16 triliun pada 2014. Angkanya melejit 1.812 persen menjadi Rp306 triliun pada 2021.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Pada akhir 2022 itu, kami harapkan bisa mencapai Rp440 triliun,” tutur Jokowi.
Lonjakan ekspor itu, kata Jokowi, telah menambah penerimaan pajak, menambah devisa negara, dan membuat rupiah lebih stabil.
Lebih lanjut Jokowi mengatakan Indonesia telah menjadi produsen kunci dalam rantai pasok baterai lithium global. Bahkan, ia mengklaim produsen mobil listrik dari Asia, Eropa, dan Amerika Serikat (AS) akan ikut menanamkan modal di RI.
“Jadi setelah nikel, pemerintah juga akan mendorong hilirisasi bauksit, tembaga, dan timah. Kita harus membangun ekosistem industri di dalam negeri yang terintegrasi,” jelas Jokowi.
Selain itu, pemerintah juga sedang berupaya mengoptimalisasi sumber energi bersih dan ekonomi hijau di dalam negeri. Beberapa upaya yang dilakukan, seperti rehabilitasi hutan tropis dan hutan mangrove, serta rehabilitasi laut.
“Energi bersih dari panas matahari, panas bumi, angin, ombak laut, dan energi bio, akan menarik industrialisasi penghasil produk-produk rendah emisi,” ucap Jokowi.
Untuk itu, ia yakin Kawasan industri hijau di Kalimantan Utara akan menjadi Green Industrial Park terbesar di dunia. “Saya optimistis kita akan menjadi penghasil produk hijau yang kompetitif di perdagangan internasional,” tutup Jokowi.
[Gambas:Video CNN]
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT