Fotografer profesional satwa liar Alain Compost buka suara soal sikap Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kepada dirinya yang dinilainya mempersulit mendokumentasikan badak di Indonesia.
Alan menjelaskan dugaan pelarangan itu tak berdasarkan surat resmi dari KLHK. Bahkan, ia sudah menulis surat resmi kepada KLHK untuk meminta penjelasan namun tak kunjung mendapat jawaban.
“Tidak ada surat resmi tapi saya sudah menghubungi ke Kementerian, menghubungi Yayasan Badak Indonesia, surat tertulis tapi tidak ada jawaban yang jelas,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Selasa (27/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Tidak ada alasan yang jelas kepada saya. Saya sudah menunggu selama beberapa bulan dan bersabar, sambungnya.
Padahal Alain dikenal sebagai fotografer yang kerap mengabadikan badak Jawa dan Sumatra. Dia mengklaim punya hubungan baik dengan KLHK karena bekerja dengan dukungan berbagai pihak berwenang di lapangan.
Ia mengklaim telah berkontribusi untuk meningkatkan kesadaran tentang konservasi badak.
“Terkadang saya dibayar tetapi sering kali saya membagikan gambar saya secara gratis,” katanya di dalam unggahannya di Facebook.
Bahkan katanya ada foto Badak Jawa miliknya yang dicetak dan dipajang di kantor KLHK, tanpa ada pihak yang pernah meminta izin, tetapi dia menjelaskan tak keberatan dengan hal itu.
Menurut Alain, KLHK mempersulit dirinya memfilmkan dan memotret badak, terutama di penangkaran Badak Sumatra di Taman Nasional Way Kambas, Lampung.
“Seekor badak lahir beberapa bulan yang lalu dan meskipun telah berulang kali melakukan pendekatan untuk mendokumentasikan peristiwa langka ini, saya tidak diizinkan untuk mengunjunginya,” katanya.
Ia merasa aneh atas pengecualian itu. Dia mengungkap beberapa tahun yang lalu seorang fotografer Amerika Serikat diizinkan mendokumentasikan kelahiran badak lain.
“Saya mendengar bahwa pada saat itu dia tidak dianggap sebagai “profesional” dan menurut kesepakatan, pekerjaannya hanya untuk penggunaan internal. Kenyataannya adalah fotografer ini disponsori oleh Canon dan saya menemukan foto-fotonya tersebar di seluruh dunia di agensi foto dan publikasi,” tuturnya.
Ia menduga KLHK ingin mempertahankan monopoli dokumentasi untuk tujuan propaganda sendiri.
“Semua orang harus diizinkan untuk melihat dan mendokumentasikan satwa liar apa pun, terutama badak selama kita menghormati aturan dan tidak mengganggu hewan,” katanya.
Ia mengatakan, sebagai fotografer satwa liar dan pembuat film, aturan yang diberlakukan KLHK membunuh profesi itu hingga peluang untuk generasi berikutnya dari orang-orang seperti dia untuk berkembang.
CNNIndonesia.com sudah mencoba menghubungi Menteri KLHK lewat pesan singkat pada Selasa (27/9), namun hingga berita ditulis enggan berkomentar.
Menurut Alain ada sesuatu yang tak jelas dalam perkara ini.
“Semua proyek konservasi harus terbuka dan transparan, bukan politik,” ucap dia saat dihubungi.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT