Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID, PALANGKARAYA – Provinsi Kalimantan Tengah banyak memiliki kekayaan alam yang bisa diandalkan sebagai produksi ekspor andalan.
Hasil tambang batu bara, bijih logam dan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO), menjadi penyumbang perekonomian Bumi Tambun Bungai.
Pantauan di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalteng, setiap hari ratusan truk angkutan CPO mengirimkan muatannya dari perusahaan ke pelabuhan.
Khusus pelabuhan CPO berada di Bagendang, Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Kabupaten Kotim. Selanjutnya, CPO diangkut kapal untuk kemudian dieskpor ke beberapa negara.
Baca juga: Ekspor Batu Bara dan Minyak Kelapa Sawit Kalteng Menurun
Baca juga: ESDM Kalteng Lakukan Pengawasan, Royalti Tambang Batu Bara Terus Naik
Demikian juga dengan puluhan kapal tongkang pengangkut bijih besi yang ditarik tugboat dari lokasi tambang, menuju muara Sungai Mentaya, Kabupaten Kotim.
Kepala Badan Pusat Statistik ( BPS Kalteng ), Eko Marsono, mengungkapkan, nilai ekspor pada Desember 2020 mencapai 189,18 juta USD.
Angka ini naik 24,32 persen dibanding November 2020 dan turun 12, 33 persen dibanding Desember 2019.
Menurut dia, ada beberapa hasil tambang dan minyak kelapa sawit yang merupakan penghasil utama ekspor Kalteng yang tetap berjalan dengan baik.
Baca juga: Penurunan Target Produksi Tambang Batu Bara Dikeluhkan Pengusaha di Kalteng
“Batu bara, minyak kelapa sawit dan bijih logam (seng, timbal, dan zirconium) merupakan komoditas ekspor utama Kalteng selama Desember 2020,” sebutnya.
Dia juga menjelaskan, beberapa negara yang menjadi negara tujuan masih normal dalam menampung hasil bumi Kalteng tersebut.
“Negara-negara itu adalah Cina, Jepang dan Malaysia, menjadi negara tujuan utama ekspor Kalteng selama Desember 2020,” ujarnya.
(Banjarmasinpost.co.id/Faturahman)