ADVERTISEMENT
Pemerintah Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut), menjadi sorotan setelah viral kabar membangun 1 toilet di objek wisata Gunung Tumpa dengan anggaran Rp 319 juta. Dinas Pariwisata (Dispar) Manado, yang mendapatkan tudingan miring terkait proyek itu, memberikan penjelasan.
Dalam postingan foto yang viral, tampak sebuah papan proyek toilet yang tak jauh dari lokasi proyek toilet tersebut. Pada papan proyek terlihat pembangunan itu dikerjakan oleh CV Deo Victory dengan durasi pekerjaan 130 hari kalender, dengan sumber anggaran dari Dana Alokasi Khusus (DAK).
Kepala Dinas Pariwisata Kota Manado Dra Nem Lenda Pelealu mengungkapkan, ada tiga item pekerjaan dalam paket proyek toilet tersebut, yakni perencanaan pembangunan jalan setapak, tempat parkir, serta toilet.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Total anggaran dari tiga item tersebut sebanyak Rp 3,5 miliar. Untuk WC atau toilet Rp 319 juta,” kata Lenda kepada wartawan, Rabu (6/10/2021).
Lenda menyatakan total ukuran bangunan toilet itu 6×9 meter. Namun, kata dia, di depan ada selasar 2 meter, dan belakang ada selasar 1 meter. Jadi total keseluruhan 8×10 meter.
“Untuk total bangunan 6×9 meter. Toilet difabel dua unit untuk 2×1,5 meter. Toilet pria dua unit dan wanita dua unit untuk ukuran 1,5×1,5 meter. Di depan ada selasar 2 meter, belakang ada selasar 1 meter. Jadi total keseluruhan 8×10 meter,” kata dia.
Lenda membenarkan pembangunan proyek toilet yang dibangun dengan anggaran Rp 319 juta. Hanya, dia mengklaim anggaran tersebut sudah sesuai dengan idealnya membangun toilet yang berkualitas bagus.
“Empat closet duduk, dua closet jongkok tiga wastafel. Keramik lantai anti-slip, keramik dinding batu alam, sanitary seluruhnya pakai Toto, untuk septic tank Biofil, kemudian untuk rangka atap baja ringan, penutup atap multi-roof,” jelas dia.
Dijelaskan Lenda, harga jadi lebih besar karena mobilisasi ke lokasi agak sulit.
“Standar harga satuan mengikuti analisis PUPR Kota Manado,” tukasnya.
Lenda mengaku tidak berwenang mengurangi atau menambah item yang telah sepakati. Sebab, anggaran itu bersumber dari pemerintah pusat, yaitu Dana Alokasi Khusus (DAK).
“Karena DAK ini sifatnya nasional, jadi torang (kami) nda (tak) bisa mengubah menu. Karena menu itu ditetapkan oleh kementerian. Jadi apa yang sudah ditetapkan oleh pagu kementerian, itu yang kita ikuti,” cetusnya.
Lenda menjelaskan toilet yang dibangun dengan biaya ratusan juta rupiah itu bukan sembarang toilet. Nantinya, kata dia, bakal dilengkapi dengan sejumlah fasilitas yang memadai supaya bisa menjadi daya tarik untuk wisatawan.
“Toilet pria satu toilet duduk, satu toilet jongkok. Difabel pria toilet duduk sama pembagian dengan wanita. Ukuran keramik 40×40 cm anti-slip,” imbuhnya.
Menurut Lenda, tiga pekerjaan tersebut telah dilakukan melalui mekanisme lelang serta sudah ada pemenang dan kontraknya.
“Untuk kontraknya dimulai di bulan Agustus. Waktu pekerjaan 120 hari kerja, dan selesai sekitar tanggal 12 Desember 2021. Kondisi di lapangan hampir menyentuh 20 persen untuk pekerjaan, untuk posisi sekarang,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT