Katadata Media Network
Indonesia membukukan ekspor dengan Cina sebesar US$ 31,78 miliar data per Desember 2020. Nilai tersebut naik 13,64% dibandingkan ekspor tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$ 27,96 miliar.
Rekam jejak perdagangan Indonesia dengan Cina, ekspor dalam 10 tahun terakhir dalam tren naik. Tahun 2020 merupakan catatan sejarah dengan rekor nilai ekspor tertinggi.
Dari total 97 produk (kode HS dua digit) yang diekspor ke Cina, 0,08 ribu produk bernilai lebih dari satu miliar dolar. Selain itu menurut data Trademap, ke negara ini terdapat 0,02 ribu produk utama Indonesia yang diekspor setiap tahun. Artinya, ada ketergantungan cukup besar untuk produk-produk ekspor tersebut. Lainnya, sebagian besar produk merupakan ekspor produk yang juga banyak diekspor ke negara lain yang jumlahnya tercatat ada 0,07 ribu produk.
Berikut ini adalah daftar lima produk utama yang diekspor Indonesia ke Cina. Urutan ini disusun mulai dari transaksi dengan nilai yang terbesar.
- Besi dan baja
- Bahan bakar mineral, minyak mineral dan produk dari distilasi mereka
- Lemak dan minyak nabati atau minyak dan produk belahannya
- Bubur kayu atau bahan selulosa berserat lainnya
- Bijih, terak dan abu
Di urutan pertama, Indonesia banyak mengekspor Besi dan baja. Dalam klasifikasi tradmap, Besi dan baja masuk kategori produk HS dengan kode 72.
Pada 2020, Indonesia tercatat mengekspor senilai US$ 7,53 miliar. Nilai ekspor Besi dan baja ini naik dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat US$ 3,1 miliar.
Di urutan kedua, ekspor Indonesia paling banyak adalah produk Bahan bakar mineral, minyak mineral dan produk dari distilasi mereka. Nilai ekspor dari Cina pada 2020 tercatat US$ 7,04 miliar. Angka ini lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang mampu menembus US$ 8,29 miliar.
Indonesia juga banyak mengekspor Lemak dan minyak nabati atau minyak dan produk belahannya ke Cina. Nilai ekspor produk ini senilai US$ 3,57 miliar. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang mampu menembus US$ 3,64 miliar. Selain Cina, Indonesia juga mengandalkan ekspor Lemak dan minyak nabati atau minyak dan produk belahannya ke India, Pakistan, Malaysia dan Amerika Serikat. Selain negara utama tersebut, Indonesia tercatat mengekspor produk ini ke 155 negara lainnya.
Untuk produk , Indonesia banyak mengekspor Bubur kayu atau bahan selulosa berserat lainnya ke Cina. Nilai ekspor produk ini tercatat sebanyak US$ 2,04 miliar. Jumlah ini naik dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat US$ 2,02 miliar. Selain Cina, Indonesia juga mengandalkan ekspor Bubur kayu atau bahan selulosa berserat lainnya ke Korea, Republik, India, Bangladesh dan Uni Emirat Arab. Selain negara utama tersebut, Indonesia tercatat mengekspor produk ini ke 28 negara lainnya.
Ekspor Bijih, terak dan abu ke Cina, saat ini merupakan yang terbesar. Dari negara ini, Indonesia melakukan ekspor senilai US$ 1,46 miliar. Negara lainnya yang menjadi andalan ekspor Bijih, terak dan abu dengan nilai terbesar adalah Jepang, Korea, Republik, India dan Jerman.
Di urutan pertama, Indonesia banyak mengekspor Besi dan baja. Dalam klasifikasi tradmap, Besi dan baja masuk kategori produk HS dengan kode 72.
Pada 2020, Indonesia tercatat mengekspor senilai US$ 7,53 miliar. Nilai ekspor Besi dan baja ini naik dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat US$ 3,1 miliar.
Di urutan kedua, ekspor Indonesia paling banyak adalah produk Bahan bakar mineral, minyak mineral dan produk dari distilasi mereka. Nilai ekspor dari Cina pada 2020 tercatat US$ 7,04 miliar. Angka ini lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang mampu menembus US$ 8,29 miliar.
Indonesia juga banyak mengekspor Lemak dan minyak nabati atau minyak dan produk belahannya ke Cina. Nilai ekspor produk ini senilai US$ 3,57 miliar. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang mampu menembus US$ 3,64 miliar. Selain Cina, Indonesia juga mengandalkan ekspor Lemak dan minyak nabati atau minyak dan produk belahannya ke India, Pakistan, Malaysia dan Amerika Serikat. Selain negara utama tersebut, Indonesia tercatat mengekspor produk ini ke 155 negara lainnya.
Untuk produk , Indonesia banyak mengekspor Bubur kayu atau bahan selulosa berserat lainnya ke Cina. Nilai ekspor produk ini tercatat sebanyak US$ 2,04 miliar. Jumlah ini naik dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat US$ 2,02 miliar. Selain Cina, Indonesia juga mengandalkan ekspor Bubur kayu atau bahan selulosa berserat lainnya ke Korea, Republik, India, Bangladesh dan Uni Emirat Arab. Selain negara utama tersebut, Indonesia tercatat mengekspor produk ini ke 28 negara lainnya.
Ekspor Bijih, terak dan abu ke Cina, saat ini merupakan yang terbesar. Dari negara ini, Indonesia melakukan ekspor senilai US$ 1,46 miliar. Negara lainnya yang menjadi andalan ekspor Bijih, terak dan abu dengan nilai terbesar adalah Jepang, Korea, Republik, India dan Jerman.
XLS
PNG
PDF
EMBED
Hubungi KIC untuk permintaan data, riset, dan analisis.
Trending
Topik
Media Sosial
©2022 Katadata. Hak cipta dilindungi Undang-undang.