JAKARTA – Produk industri yang paling banyak diimpor oleh Indonesia pada 2010 adalah mesin dan peralatan dengan total impor USD18 miliar, elektronika USD14 miliar, serta kendaraan dan komponen kendaraan USD13 miliar.
Negara-negara pengimpor terbesar untuk produk mesin dan peralatan adalah Jepang dan Uni Eropa yakni USD8,2 miliar. Untuk elektronika, diimpor dari China, Singapura, Korea, dan Filipina. Adapun nilai impor elektronika dari empat negara itu telah mencapai lebih dari separuhnya impor Indonesia yakni USD8,3 miliar.
Baca Juga: 50 Tahun Berkarya, Indomie Konsisten Hidupkan Inspirasi Indomie untuk Negeri
Follow Berita Okezone di Google News
Dirjen Kerjasama Industri Internasional Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Agus Tjahajana mengungkapkan bila peningkatan impor produk elektronika dari China, disebabkan oleh implementasi ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA).
“PM China sudah mengatakan akan mendorong pengolahan industrinya ke Indonesia. Itu yang akan kita kejar. Kita tidak bisa stop impor, renegosiasi ACFTA juga tidak bisa dilakukan,” kata Agus, di Jakarta, akhir pekan lalu.
Agus menjelaskan, untuk impor produk elektronika, porsi telepon genggam adalah 25,5 persen, laptop 17 persen dan subkomponen elektronika sebesar 6,9 persen.
Dihubungi terpisah, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia (Apkomindo) Suhanda Wijaya mengatakan, komputer termasuk laptop yang ada di Indonesia memang mayoritas merupakan produk impor. “Impor dari China untuk produk komputer masih sangat besar,” kata Suhanda.
Industri yang berbasis teknologi di dalam negeri saat ini, kata Suhanda, baru berupa perakitan saja. Produk elektronika yang dihasilkan di dalam negeri saat ini antara lain adalah, LCD, printer dan monitor.
Sementara itu, Agus mengatakan, pada 2010, produk kendaraan dan komponen kendaraan paling banyak diimpor dari Amerika Serikat dan Thailand dengan nilai sekira USD4,9 miliar. Impor dari kedua negara itu telah mencapai hampir 40 persen dari keseluruhan impor Indonesia untuk produk kendaraan dan komponen kendaraan.
Ketua III Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Johny Darmawan mengatakan, dalam kurun waktu hingga 2015, impor dari Thailand bisa naik secara nilai.
“Kita jangan lihat impornya saja. Tapi, ekspornya bagaimana. Karena, kalau dilihat dari satu sudut saja, maka akan mislead. Secara presentase, impor belum tentu naik, karena barang-barang terurai (Completely Knocked Down (CKD)) dan komponen akan lebih banyak lokal,” kata Johny.
Pasar automotif di Indonesia, lanjutnya, akan terus berkembang. Penjualan, kata dia, nantinya akan terus bertumbuh. “Jadi, angka penjualan juga ikut naik tapi untuk porsi domestik. Untuk impor secara persentase bisa lebih kecil,” tutup Johny.
Agus menambahkan, komoditas lain yang paling banyak diimpor sepanjang 2010 adalah besi baja dan produk turunannya, kimia dasar, tekstil dan produk tekstil (TPT), makanan dan minuman, alat-alat listrik, pulp dan kertas, serta barang-barang kimia lainnya.
(ade)
Berita Terkait
Bagikan Artikel Ini
Berita Lainnya
© 2007 – 2023 Okezone.com,
All Rights Reserved