Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia pada periode Agustus 2022 tumbuh 30,15% secara year on year (yoy) mencapai US$ 27,91 miliar.
Dilihat dari periode sebelumnya, pertumbuhannya memang cenderung lebih lambat. Ekspor pada Juli 2022 tercatat tumbuh 31,98%. Bahkan, ekspor sempat melesat hingga 47,90% pada April 2022.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Setianto mengatakan pertumbuhan ekspor Agustus 2022 secara tahunan lebih lambat dibandingkan Agustus 2021.
Sebagai catatan, ekspor pada Agustus 2021 tumbuh 64,25%. Penurunan harga komoditas andalam Indonesia ditenggarai menjadi penyebab.
“Harga-harga komoditas andalan Indonesia lebih rendah pada Agustus ini dibandingkan Agustus tahun 2021,” ungkapnya dalam konferensi pers, Kamis (15/9/2022).
Jika ditelisik, ekspor nonmigas tercatat sebesar US$ 26,19 miliar atau naik 28,38% dan ekspor migasnya tumbuh 64,46% menjadi US$1,72 miliar dari Agustus 2021.
Dari sektornya, pertumbuhan terbesar disumbang oleh migas yang tumbuh 64,46% dan pertambangan sebesar 63,17%. Setiono menyampaikan sejumlah harga-harga komoditas unggulan Indonesia tercatat lebih rendah pada Agustus ini.
Minyak kelapa sawit atau CPO lebih rendah 10,15% dan bijih besi turun 32,87% pada Agustus 2022 dibandingkan Agustus 2021. “Harga minyak kelapa sawit turun cukup dalam pada periode Mei sampai dengan Juli 2022,” katanya.
Namun, batu bara justru menguat hingga 110,30% pada Agustus 2022 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Harga gas alam juga tercatat naik sebesar 117% pada Agustus 2022 dari tahun lalu.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT