JAKARTA – Kinerja sektor perdagangan yang membaik dan tercatat surplus dalam tiga tahun terakhir terpengaruh oleh pulihnya kondisi perekonomian global.
Kalau ekonomi dunia membaik, perdagangan juga membaik. Tapi, kalau ekonomi dunia tidak membaik, perdagangan juga tidak akan membaik,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution di Jakarta.
Darmin menambahkan, momentum pulihnya situasi perekonomian dunia ini harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerja ekspor yang sudah memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi sejak awal 2017.
Baca Juga: Neraca Perdagangan Desember 2017 Diproyeksi Surplus USD579 Juta
Mengenai neraca perdagangan pada Desember 2017 yang tercatat defisit, Darmin tidak terlalu mengkhawatirkan hal itu karena defisit lebih banyak dipengaruhi oleh sektor migas. ”Defisit lebih banyak urusannya karena migas, apa dia akan naik terus sendiri, belum tahu kita,” ujarnya.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, neraca perdagangan selama tahun 2017 mencatatkan surplus sebesar USD11,83 miliar secara kumulatif. Nilai tersebut terdiri atas surplus perdagangan nonmigas sebesar USD20,40 miliar dan defisit perdagangan migas sebesar USD8,57 miliar. Negara mitra yang berkontribusi terhadap surplus perdagangan tahun 2017 ini, yaitu India, Amerika Serikat (AS), Filipina, Belanda, dan Pakistan dengan nilai mencapai USD30,5 miliar.
Baca Juga: Neraca Perdagangan Desember 2017 Defisit Rp3,64 Triliun
”Surplus perdagangan sepanjang tahun 2017 ini lebih besar dibandingkan dengan surplus tahun sebelumnya yang hanya mencapai USD 9,53 miliar,”ujar Lukita dalam keterangan tertulisnya kemarin. Secara kumulatif, kata dia, ekspor selama 2017 mencapai USD168,73 miliar atau meningkat sebesar 16,2% dibandingkan tahun 2016 yang nilainya mencapai USD145,2 miliar. Penguatan ekspor pada tahun 2017 didukung oleh ke naikan ekspor migas sebesar 20,1% disebabkan adanya kenaikan harga minyak.
Meskipun demikian, ekspor nonmigas juga berkontribusi signifikan terhadap penguatan ekspor pada tahun 2017. Beberapa produk nonmigas yang nilai ekspornya naik signifikan antara lain, besi baja naik 83,3%; bubur kayu/pulp naik 55,2%; bahan bakar mineral naik 42,5%; serta karet dan barang dari karet naik 36,7%. Selama tahun 2017, ungkap dia, ekspor ke negara-negara mitra dagang juga menunjukkan pertumbuhan signifikan. Peningkatan kinerja ekspor Indonesia terlihat antara lain ke China (naik 41%), India (naik 40,4%), Spanyol (naik 27,4%), Filipina (Naik 25,5%), dan Bangladesh (naik 24,8%).
Baca Juga: Kids Life’s Adventure Park Suguhkan Edukasi Literasi Digital Lewat Keseruan Tanpa Batas
Follow Berita Okezone di Google News
Sementara itu, kata Lukita, kinerja perdagangan pada Desember 2017 mencatatkan defisit sebesar USD0,27 miliar. Defisit tersebut bersumber dari defisit perdagangan migas USD1,04 miliar ditambah surplus perdagangan nonmigas sebesar USD0,77 miliar. Meskipun begitu, ekspor pada Desember 2017 tercatat lebih besar dibandingkan Desember 2016. Pada Desember 2017 nilai ekspor tercatat sebesar USD14,79 miliar atau meningkat 6,9% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar USD13,83 miliar.
Baca Juga: Saham Antam Masuk Indeks BEI Baru di Awal Tahun 2018
Kinerja ekspor pada Desember 2017 ini terutama didorong peningkatan ekspor sektor migas. Dari sisi ekspor nonmigas, kata dia, komoditas yang mengalami kenaikan pada Desember 2017 antara lain, besi baja, bijih, kerak dan abu logam, bubur kayu/pulp, perhiasan/ permata, bahan bakar mineral, serat stafel buatan, serta ikan dan udang. Selama Desember 2017, menurut Lukita, nilai impor tercatat sebesar USD15,06 miliar atau turun 0,3% dibandingkan November 2017 yang nilainya USD15,10 miliar. Penurunan ini dipicu melemahnya permintaan impor bahan baku/penolong sebesar 1,2% yang kemungkinan sejalan dengan pengurangan aktivitas industri nasional di akhir tahun.
Di sisi lain, impor barang modal dan impor barang konsumsi pada Desember 2017 mengalami kenaikan masing-masing sebesar 2,0% dan 2,4% dibandingkan bulan November 2017.Secara kumulatif nilai impor selama tahun 2017 mencapai USD156,89 miliar atau naik 15,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai impor 2017 terdiri atas kenaikan impor barang modal sebesar 12,1%; bahan baku/penolong sebesar 16,6%; dan barang konsumsi sebesar 14,7%.
Impor barang-barang nonmigas dari kelompok bahan baku/penolong yang mengalami kenaikan adalah bahan baku untuk industri (naik 24,8%), suku cadang dan perlengkapan alat angkutan (naik 18,0%), serta makanan dan minuman untuk industri (naik 16,9%). Adapun kelompok barang modal yang impornya naik signifikan adalah alat angkutan untuk industri (naik 64,4%).
(Hatim Varabi)
Berita Terkait
Bagikan Artikel Ini
Berita Lainnya
© 2007 – 2023 Okezone.com,
All Rights Reserved