Jakarta, CNBC Indonesia – Arah bisnis PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) kian jelas. Entitas Grup Bakrie ini bakal menjadi pemasok utama mineral tambang untuk perusahaan lain seperti Grup Amman Mineral.
Direktur BRMS Herwin Hidayat memberikan kode adanya kerjasama strategis itu di masa depan. Potensi besar kerjasama ini berangkat dari larangan ekspor bijih logam mentah oleh pemerintah.
Hanya logam yang telah memiliki nilai tambah yang boleh diekspor. Tentu, perlu adanya smelter untuk mengolah bijih logam hingga memiliki nilai tambah. Sementara, investasi pembangunan smelter tidak murah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Meski begitu, BRMS masih bisa menjual produksi tambang tembaganya. Caranya, dengan menjual produksi tambang ke perusahaan dalam negeri yang memiliki smelter.
“Amman Mineral itu sedang membangun smelter untuk mengolah sampai menjadi logam atau tembaga yang siap ekspor,” kata Herwin.
Hal itu memberikan keuntungan kedua pihak. BRMS masih bisa menjual produksi tambang tanpa harus merogoh kocek besar untuk membangun smelter terlebih dahulu. Sedang perusahaan lain seperti Amman Mineral mendapat pasokan konsentrat tembaga dari hasil tambang BRMS.
“Yang tadinya kami harus bangun smelter, cukup bangun pabrik yang cukup simpel untuk mengelola bijih tembaga yang kami tambang sampai menjadi konsentrat saja. Konsentratnya bisa kami jual putus ke perusahaan pemilik Cooper smelter, salah satunya Amman Mineral,” jelas Herwin.
Seperti diketahui, PT Amman Mineral Nusa Tenggara tengah membangun smelter dengan nilai investasi setara sekutar Rp 14,7 triliun. Proyek ini ditargetkan rampung pada 2024. Target ini sama seperti target beroperasinya pabrik tembaga BRMS di Gorontalo secara komersial.
Kode ‘kemesraan’ antara BRMS, Grup Salim dan Amman Mineral juga terlihat dari jajaran manajemen kunci BRMS saat ini. Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) 4 Maret lalu menyetujui pengangkatan Agoes Projosasmito sebagai Presiden Direktur BRMS.
Masuknya Agoes diyakini sebagai upaya untuk mengakomodir kepentingan Emirates Tarian Global Ventures SPV, kendaraan investasi milik konglomerat Anthoni Salim. Emirates Tarian merupakan investor terbesar di BRMS dengan porsi kepemilikan 25,10%. Agoes juga masih menjabat sebagai Wakil Direktur Utama Amman Mineral Nusa Tenggara.
Selain Agoes, ada dua nama lain yang masuk. Keduanya adalah, Adrian Wicaksono sebagai direktur dan Teguh Boentoro sebagai Komisaris BRMS. Teguh sendiri masih menjabat sebagai Presiden Direktur Amman Mineral Internasional.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT