Konten Premium
Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menargetkan kawasan industri hijau di Kalimantan Utara (kaltara) dapat memproduksi 3 juta mobil listrik pada 2028 mendatang.
Target itu disampaikan seiring dengan pengerjaan industri petrokimia pada tahap pertama dengan kapasitas 4×16 juta ton tahun ini. Setelah itu, kata Luhut, pengerjaan kawasan industri bakal berlanjut pada pabrik alumina elektronik.
“Lalu besi, baja, dan new energy baterai yang akan menghasilkan 3 juta mobil listrik ke depan itu akan selesai 2028 mendatang,” kata Luhut saat membuka acara Investor Daily Summit 2022 di Jakarta Convention Center, Rabu (12/10/2022).
Kawasan industri dengan kebutuhan investasi sebesar US$132 miliar atau setara dengan Rp1.848 triliun itu juga akan membangun infrastruktur panel surya dan pembangkit hydro dengan daya masing-masing 10 gigawatt (GW).
“Mungkin angka investasi itu bisa bertambah lagi dari hilirisasi iron steel turunannya juga bisa US$100 miliaran sampai 2030 mendatang,” tuturnya.
Sebelumnya, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan, komitmen investasi yang dihimpun otoritas penanaman modal pada kawasan industri hijau di Kalimantan Utara (Kaltara) sudah menembus angka US$80 miliar atau setara dengan Rp1.219 triliun (kurs Rp15.244) hingga saat ini.
“Dari total investasinya yang akan masuk yang sudah diinventarisir sekarang sekitar US$80 miliar,” kata Bahlil dalam acara Orasi Ilmiah PT Freeport Indonesia di Universitas Hasanuddin, Makassar, Jumat (7/10/2022).
Bahlil mengatakan, pemerintah akan memfokuskan pasokan setrum untuk kawasan industri hijau itu berasal dari pembangkit berbasis energi baru dan terbarukan (EBT). Alasannya, pasokan listrik bersih itu akan ikut membuat harga sejumlah produk hasil hilirisasi di kawasan itu menjadi kompetitif di masa mendatang.
Adapun, dia menerangkan, sejumlah industri yang akan difokuskan pada kawasan hijau itu terdiri atas petrokimia, hilirisasi nikel, hingga bijih besi. Dia menargetkan sebagian besar industri itu dapat efektif berproduksi pada 2024 nanti.
“Listriknya kita pakai dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) 12.000 megawatt dari Sungai Kayan,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :
Bergabung dan dapatkan analisis informasi ekonomi dan bisnis melalui email Anda.