Konten Premium
Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pertambangan, PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA), menandatangani nota kesepahaman dengan Eternal Tsingshan Group untuk membentuk usaha patungan atau join venture (JV).
Sekretaris Perusahaan Merdeka Copper Gold Adi Adriansyah Sjoekri mengatakan bahwa usaha patungan tersebut untuk mengembangkan pabrik untuk mengolah bijih dari tambang Wetar milik perseroan di Maluku Barat.
Pabrik pengolahan pirit itu nantinya akan berlokasi di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). Adapun, proyek ini bertajuk proyek Wetar atau Morowali Acid Iron Metal (Proyek AIM).
“JV akan membeli bahan baku dari operasional Wetar, dan pabrik pengolahan pirit akan mengolah bahan baku untuk menghasilkan asam sulfat yang komersial dan pelet bijih besi berkandungan tinggi dan juga memungkinkan untuk menghasilkan tambahan dari tembaga, emas, dan perak,” tulis Adi seperti dikutip dari keterangan resminya, Minggu (23/2/2020).
Skala permulaan produksi akan sebesar 1 juta ton per tahun asam sulfat yang komersial yang akan dipasok selama periode kontrak jangka panjang kepada usaha patungan Tsingshan lainnya, yang juga direncanakan beroperasi di IMIP.
Untuk diketahui, Tsingshan terlibat dalam sejumlah proyek yang telah dan sedang dikembangkan di IMIP. Beberapa proyek itu dalam proses produksinya akan membutuhkan asam sulfat dan uap dalam jumlah besar.
Adapun, perseroan memastikan bahwa persediaan bahan baku dari Wetar untuk menunjang operasional jangka panjang dari rencana usaha patungan dengan Tsingshan akan memadai.
Latar belakang lain dalam pembentukan jv ini adalah upaya perseroan untukmencari peluang merealisasikan nilai tambahan dari bijih Wetar, karena proses yang telah ada di Wetar hanya menghasilkan sebagian dari tembaga dan tidak menghasilkan emas, perak, seng, besi dan sulfur yang terkandung dalam bijih.
Perseroan telah bekerja sama dengan Tsingshan untuk melakukan uji coba metalurgi pada bijih Wetar, serta pengembangan tahap awal untuk process flowsheet.
Di sisi lain, pekerjaan resource estimation untuk mendefinisikan sumber daya diperkirakan selesai di kuartal kedua pada 2020 sebagai bagian dari studi kelayakan untuk proyek itu. Perseroan juga melihat potensi signifikan untuk penemuan baru atas sumber daya Partolang pada 2020.
“Nantinya, bahan baku tersebut akan diangkut ke dalam kapal di Wetar untuk transportasi laut ke IMIP, dengan jarak sekitar 700 km,” jelas Adi.
Sementara itu, untuk studi kelayakan penuh pabrik pengolahan pirit akan rampung pada kuartal III/2020 ini yang dilakukan di laboratorium ALS Global’s Perth, serta laboratorium dari Beijing General Research Institute of Mining and Metallurgy (“BGRIMM”)
Perseroan berkeyakinan bahwa proyek AIM dapat menjadi proyek berumur panjang dan berbiaya rendah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :
Bergabung dan dapatkan analisis informasi ekonomi dan bisnis melalui email Anda.