Mengenal Senjata Tradisional Kalimantan Tengah
KOMPAS.com – Kalimantan Tengah memiliki sejumlah senjata tradisional. Sebenarnya senjata tersebut tidak berbeda jauh dengan provinsi Kalimantan lainnya. Karena akar kebudayaannya sama, yakni dari suku Dayak.
Beberapa senjata khas tradisional suku Dayak di antaranya mandau dan sumpit. Kedua senjata ini cukup populer di kalangan masyarakat Kalimantan dan Indonesia. Mandau bentuknya seperti parang dan memiliki ukiran pada bagiannya.
Mandau sering digunakan dalam berbagai upacara ritual dan berfungsi untuk kehormatan pemiliknya. Sedangkan sumpit digunakan dengan cara ditiup dan sudah digunakan semenjak dulu kala untuk melawan penjajahan Belanda.
Mandau dan sumpit juga menjadi senjata tradisional khas Kalimantan Tengah. Namun, selain dua senjata tersebut, provinsi ini juga memiliki dua senjata tradisional khas lainnya. Apa sajakah itu?
Baca juga: Keunikan Sumpit, Senjata Tradisional Kalimantan Timur
Menurut Haryanto dalam buku Musik Suku Dayak (Sebuah Catatan Perjalanan di Pedalaman Kalimantan) (2015), dohong merupakan salah satu senjata tradisional khas Kalimantan Tengah.
Menurut kepercayaan masyarakat suku Dayak, dohong memiliki usia yang lebih tua dibanding mandau dan termasuk dalam salah satu benda pusaka. Senjata ini bentuknya sederhana dan terbuat dari berbagai jenis bahan berkualitas baik. Misalnya biji besi mentikei.
Dohong juga bisa disebut duhung. Senjata ini bentuknya hampir seperti tombak. Panjangnya kira-kira 50 hingga 75 sentimeter. Dulunya dohong sering digunakan untuk berburu dan bercocok tanam, namun kini senjata tersebut dijadikan benda pusaka dan pajangan saja.
Melansir dari situs Warisan Budaya TakBenda Indonesia, lonjo juga termasuk dalam senjata tradisional khas suku Dayak di Kalimantan Tengah. Senjata ini terbuat dari besi, anyaman rotan serta bambu atau kayu keras.
Baca juga: 4 Senjata Tradisional Kalimantan Selatan
Dapat dikatakan jika lonjo merupakan senjata tombak khas Kalimantan Tengah. Bagian senjatanya terbuat dari besi dan gagang tombaknya terbuat dari kayu atau bambu keras. Antara senjata dengan gagangnya (bagian tangkai) dililit dengan menggunakan anyaman rotan.
Senjata lonjo dulunya sering digunakan untuk berperang. Namun, saat ini lebih banyak digunakan untuk berburu hewan di hutan serta dijadikan pajangan di rumah.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.