Perang Rusia dan Ukraina memberikan dampak ke berbagai pihak termasuk jagat media sosial. Baru-baru ini Meta melarang pengguna Facebook dan Instagram untuk menyerukan kekerasan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin.
Sebelumnya, Meta telah membatasi informasi yang diberikan media pemerintah Rusia di platformnya. Di satu sisi, Meta juga memperbolehkan konten-konten yang menyerukan kekerasan terhadap Rusia dalam konflik yang tengah terjadi.
Presiden Meta Global Affairs Nick Clegg akhirnya mengklarifikasi aturan posting soal “seruan untuk kekerasan seorang kepala negara”.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Clegg, telah mengklarifikasi dan mengubah kebijakan tersebut dengan keterangan “seruan untuk kekerasan kepada seorang kepala negara dilarang”.
“Kami juga tidak mengizinkan seruan untuk membunuh seorang kepala negara,” katanya.
Sebelumnya, seruan untuk kekerasan terhadap terjadi di sejumlah negara. Posting akan diizinkan di negara-negara Eropa timur dan Kaukasus termasuk Rusia, Ukraina, Georgia dan Polandia mengutip The Guardian, Selasa (15/3).
Sebagai bentuk klarifikasi, Clegg menambahkan pihaknya merevisi aturan yang memperbolehkan ancaman kekerasan tersebut. Ia menyebut aturan tersebut hanya berlaku untuk militer Rusia dan terbatas di wilayah Ukraina, serta dilakukan dalam konteks ‘kebebasan berbicara terkait invasi militer Rusia ke Ukraina.’
Di sisi lain, Rusia telah memblokir Instagram dari negaranya dan membuat setidaknya 80 juta pengguna terputus dari platform tersebut. Facebook sendiri telah lebih dulu diblokir di Rusia, yakni pada 4 Maret.
Kantor kejaksaan Rusia juga menyebut Meta sebagai “organisasi ekstremis dan melarang kegiatannya di Rusia”.
ADVERTISEMENT