Reporter: Muhammad Julian | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Produsen produk saniter, fitting, dan peralatan sistem dapur, PT Surya Toto Indonesia Tbk (TOTO) belum berencana melakukan ekspansi besar-besaran. Tahun ini, Surya Toto hanya menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$ 5 juta untuk keperluan peremajaan dan perawatan mesin.
“Surya Toto Indonesia tidak melakukan ekspansi, sebatas peremajaan dan perawatan mesin-mesin saja,”ujar Direktur PT Surya Toto Indonesia Tbk Setia Budi Purwadi ketika dihubungi Kontan.co.id Rabu (5/2).
Keputusan untuk menahan ekspansi tidak terlepas dari kondisi ketidakpastian pasar serta proyeksi permintaan pasar yang diperkirakan masih akan melandai tahun ini.
Baca Juga: Surya Toto (TOTO) harapkan penjualan eskpor di tahun depan
Pasalnya, fenomena perang dagang antara Amerika Serikat dengan China masih belum sepenuhnya memudar.
Di samping itu, kondisi ekonomi global yang belum kunjung membaik diduga akan menahan laju permintaan pasar. Terlebih kehadiran virus corona yang masih mewabah juga mengganggu kegiatan ekspor ke China.
Asal tahu saja, China merupakan salah satu negara yang menjadi destinasi ekspor perusahaan. Sementara, penjualan ekspor memiliki kontribusi yang lumayan dalam penjualan TOTO.
Pada sembilan bulan pertama tahun 2019 saja misalnya, penjualan ekspor TOTO tercatat sebesar Rp 400,40 miliar atau setara dengan 26,33% dari total penjualan perusahaan pada periode tersebut.
Sementara itu, sektor properti yang belum menunjukkan tanda-tanda positif serta hari libur Idul Fitri dengan masa libur yang panjang dinilai berpotensi menahan laju permintaan pasar di dalam negeri.
Baca Juga: Surya Toto (TOTO) dan Surya Pertiwi (SPTO) menebar dividen, mana yang lebih menarik?
Meski begitu, ia berharap maraknya pembangunan infrastruktur dalam negeri berpotensi menjadi sentimen positif yang akan menggerakkan sektor properti serta mengerek permintaan produk-produk saniter, fitting dan peralatan sistem dapur di dalam negeri.
Sebagai informasi, TOTO membukukan penjualan bersih sebesar Rp 1,52 triliun sepanjang Januari – September 2019 lalu. Apabila dibandingkan penjualan bersih pada periode sama tahun 2018 yang sebesar Rp 1,72 triliun, angka ini turun sekitar 11,8%.
Seiring dengan penurunan pada sisi top line, laba bersih perusahaan juga turun sekitar 61% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari yang semula sebesar Rp 230,59 miliar di kuartal III 2018 menjadi Rp 83,34 miliar di kuartal III-2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News