Covesia.com – Pelabuhan Teluk Tapang di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) sudah mulai dioperasikan awal Februari 2022 ini.
Meski proses pembangunannya sudah lama, direncanakan pada bulan April 2022 perdana kapal dari Teluk Tapang berlayar menuju China dengan membawa biji besi.
“Izin operasinya sudah kita peroleh dari Kementerian Perhubungan pada tahun 2017 dan perdana Kapal sudah mulai bersandar di Teluk Tapang yakni kapal berbendera China, pada awal Februari kemarin milik PT Gamindra Mitra Kesuma,” ungkap Kasi Lalu Lintas dan Usaha Kepelabuhan, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas (KSOP) Pelabuhan Teluk Bayur, Joni Akhiar Kamis (25/2/2022) di Padang.
Dikatakannya kondisi akses jalan darat menuju dermaga Teluk Tapang belum selesai. Hingga kini akses jalan tersebut membutuhkan 42 KM jalan darat dari jalan utama, jalan nasional. Sementara yang sudah selesai baru sekitar 23 KM.
Menurutnya saat ini untuk mengakses pelabuhan tersebut lebih efisien lewat jalur laut dari Air Bangis. Jika dari darat jalan belum selesai.
“Kita berharap seiring dengan beroperasi penuh Teluk Tapang, akses jalan, sudah selesai. Pelabuhan ini sudah bisa dimaksimalkan,” ujarnya.
Meski begitu katanya, operasional pelabuhan tetap berjalan. Terutama menerima kapal-kapal perintis yang harus singgah. Seperti kapala Sabuk Nusantara yang datang secara berkala.
“Kapal penumpang ada merapat, hanya saja aktifitas menurun naikan penumpang tak banyak. Karena memang jalan tadi,” ujarnya.
Tak dipungkiri, keberadaan Pelabuhan Teluk Tapang, Pasaman Barat, sangat membantu distribusi hasil perkebunan dan pertambangan yang ada di wilayah Pasaman Barat. Lokasinya yang tidak jauh dari Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara, dapat memanfaatkan pelabuhan ini untuk distribusi hasil bumi.
Diakuinya, jika pelabuhan itu dapat beroperasi dengan maksimal sangat membantu perekonomian Sumbar. Akan terjadi efisiensi dan berkurang ongkos ke Teluk Bayur dari arah Utara.
Ia menjelaskan dermaga Pelabuhan Teluk Tapang dengan panjang 120 meter, lebar 12 meter pelabuhan umum. Trestel panjang 57×8 meter dengan tipe terbuka.
Untuk itu sarana dan prasarana Pelabuhan Teluk Tapang mulai dari yang kecil-kecil seperti lampu penerangan, rambu-rambu untuk mendukung sistem navigasi. Terpenting sekali, katanya angker area atau titik koordinat untuk mendeteksi kegiatan kapal yang berlabuh.
“Semua itu sedang dan akan dibangun demi menunjang teknis kegiatan pengoperasian Pelabuhan Teluk Tapang, yang memang open (terbuka untuk umum),” ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan Pengapalan Perdana nanti akan dilakukan pada 12 April 2022 mendatang pelabuhan itu mulai melayani kapal ekspor. Yakni, pengiriman bijih besi ekspor. Dengan kapasitas 50 ribu ton sekali sebulan.
Menggunakan kapal MV. Pas Ocean, dengan kapasitas 55 ribu gross ton. Meski bagian dari operasional Pelabuhan Teluk Tapang, namun khusus kapal ini tidak sandar ke dermaga, jadi harus parkir di tengah sekitar 2 KM.
“April loading perdana. Ini mengembirakan bagi pendapatan negara, setiap kedatangan kapal PNBP nya cukup besar. Apalagi dalam Dolar,” kata dia.
Khusus pengapalan bijih besi ini, perusahaan tidak menggunakan jalan umum. Namun membangun jalan sendiri dengan akses langsung ke Teluk Tapang sekitar 8,5 KM.
Perusahaan itu adalah, PT Gamindra Mitra Kesuma. Perusahaan tambang ini memiliki ekspor langsung ke China setelah memiliki kerjasama smelter di dalam negeri. Selain itu kadar bijih besi yang dikirim juga sudah memenuhi aturan ekspor bijih mentah, yakni kadar fe 62 persen.
”Kita bersyukur sudah dapat memanfaatkan Teluk Tapang sebagai pelabuhan ekspor. Jika tidak, kami harus ke Teluk Bayur, ini jelas membutuhkan biaya yang besar, belum lagi dapat merusak jalan,” sebut Direktur PT Gamindra Mitra Kesuma, Kelvin dalam kesempatan tersebut.
Sejak 4 bulan lalu, kata Kelvin perusahaan tambang PT Gamindra Mitra Kesuma sudah mulai berproduksi berupa bijih besi. Lokasi tambangnya ada di Air Bangis, Kecamatan Sungai Beremas, Pasbar. Gamindra mengantongi IUP Operasi Produksi No 188.45/708/BUP-PASBAR/2013.
Wilayah IUP seluas 163,30 Ha dan Izin Usaha Pertambangannya sudah dinyatakan CnC. Artinya, IUP yang status izinnya sudah benar, tidak menyalahi aturan dan wilayah izin usaha pertambangannya tidak tumpang-tindih dengan perusahaan/IUP lain dan kawasan konservasi alam.
“Desember 2021 kita sudah datangkan alat berat dengan tongkang, namun belum bisa sandar di Pelabuhan Teluk Tapang. Jadi kita unloading (bongkar muat) alat berat sekitar jarak 2 km dari dermaga. Itu awalnya. Kemudian, pada 12 Februari 2022, kita sudah bisa sandar di Pelabuhan dengan mulus, untuk bongkar muat mesin-mesin pertambangan,” cerita Kelvin.
Proses bongkar muat mesin-mesin tambang dengan crane ke truk, berhasil dilakukan dalam tempo 49 jam nonstop selesai. Ke depan kita coba hindari tracking truk lalu-lalang untuk kegiatan produksi bijih besi. Kita akan gunakan conveyor lebih kurang sepanjang 112 meter. Jika sudah selesai dibangun conveyor itu, maka proses pengangkutan produksi tambang ke dermaga menjadi lebih cepat, dermaga juga jadi ramah lingkungan, kontrol volume lebih mudah, safety-nya tinggi,
Ia berharap kelanjutan pembangunan Pelabuhan Teluk Tapang bisa segera dituntaskan tahun ini. Sebab, produksi bijih besi sudah menumpuk di stockpile kurun waktu empat bulan ini. Dikatakannya, bijih besi dengan kadar di atas 62 persen tersebut akan diekspor ke Cina.
(*/don)
© COPYRIGHT 2020 PT.Covesia Media Siber