NERACA
Jakarta – Hingga semester pertama 2019, PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) berhasil membukukan peningkatan pendapatan sebesar 16% menjadi Rp 433 miliar, dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 373 miliar. Sedangkan laba bersih pereseroan setelah pajak menjadi Rp 113 miliar, dibandingkan semester I-2018 senilai Rp 83 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Kata Direktur Utama Kapuas Prima, Harjanto Widjaja, realisasi kinerja keuangan untuk pertengahan tahun ini sesuai dengan harapan dan estimasi perseroan. Berangkat dari hal tersebut mendorong perseroan optimistis terhadap target penjualan konsentrat Rp 890 miliar dan penjualan produksi pabrik smelter timbal sekitar Rp 300 miliar tahun ini.
Dia menambahkan, perseroan juga berhasil meningkatkan kadar perak yang lebih tinggi dalam konsentrat dari sekitar 1200 ppm per ton pada 2018 menjadi 2500 ppm per ton konsentrat. Sedangkan target pengoperasian pabrik pemurnian konsentrat timbal diharapkan terealisasi pada September-Oktober 2019. Hingga kini, proses finalisasi masih terus berjalan.
Perseroan juga sedang intensif melakukan penggalangan dana dengan pihak perbankan asing dengan total target US$ 120 juta. Menurut dia, perseroan mengharapkan penggalangan dana ini bisa terealisasi sebelum akhir tahun 2019 ini. “Pendanaan bertujuan untuk membiayai penambahan infrastruktur dan alat-alat baru guna mendukung peningkatan kapasitas produksi ke depan,” terangnya. Perseroan menargetkan peningkatan kapasitas pengambilan bahan tambang dari 1.500 ton per hari menjadi 3.000 ton per hari di 2020 dan kembali diharapkan naik menjadi 4.000 ton per hari di 2021. Pertumbuhan produksi ini diproyeksikan berimbas positif terhadap kenaikan penjualan perseroan secara signifikan ke depan.
Harjanto menambahkan, Kapuas Prima Coal juga akan terus memperluas kegiatan eksplorasi dari area seluas 390 hektare sejak tahun 2007 menjadi 1.500 Ha. Ijin Kehutanan pun telah dikantongi perseroan sejak tahun 2018. “Kami optimistis hasil eksplorasi ini akan menambah cadangan logam dasar berupa timbal, seng, bijih besi, perak, emas dan tembaga perseroan ke depan,”jelasnya.
Kapuas Prima Coal juga akan melanjutkan pembangunan pabrik pemurnian konsentrat seng di lokasi perseroan di Pangkalan Bun. Progres pembangunan ditargetkan mencapai 45% hingga September 2019. Jika progres pembangunan ini terealisasi, bea keluar yang dibayarkan oleh perseoran dapat turun dari 7,5% menjadi 5% untuk 2019.
Penurunan bea keluar sebesar 2,5%, ujar dia, memberikan kontribusi positif terhadap laba bersih perseroan secara langsung. Pabrik pemurnian seng ini juga akan menjadi pabrik pemurnian konsentrat seng pertama di Indonesia dengan kapasitas 30,000 ton ingot per tahun. “Dengan berdirinya pabrik pemurnian konsentrat zinc di Indonesia akan membawa negara Indonesia satu langkah lebih maju sebagai negara Industri skala internasional,” ujarnya.
Produsen Minol Cap Tikus Resmi Melantai di Bursa Efek Indonesia NERACA Jakarta -PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk yang merupakan…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan penjualan lebih agresif lagi di tahun 2023, PT Cerestar Indonesia Tbk (TRGU), emiten produsen tepung…
NERACA Jakarta – Perkuat modal guna pengembangan bisnisnya, PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS) menyepakati rencana Penambahan Modal dengan memberikan…
Produsen Minol Cap Tikus Resmi Melantai di Bursa Efek Indonesia NERACA Jakarta -PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk yang merupakan…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan penjualan lebih agresif lagi di tahun 2023, PT Cerestar Indonesia Tbk (TRGU), emiten produsen tepung…
NERACA Jakarta – Perkuat modal guna pengembangan bisnisnya, PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS) menyepakati rencana Penambahan Modal dengan memberikan…