Editor: Edi Nugroho
TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA – Pengusaha di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, mengharapkan Gedung Megah Bank Indonesia di Jalan Ahmad Yani Sampit yang telah lama dihentikan pelayanannya kembali difungsikan untuk memudahkan pelayanan bagi warga Bumi Habaring Hurung.
Mantan Ketua Assosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kotawaringin Timur, Muhammad Gumarang, Kamis (5/11/2020) mengungkapkan, selama ini banyak sekali keluhan pengusaha di Kotim terkait tidak dibukanya pelayanan Bank Indonesia di Sampit setelah sekitar 20 tahun silam ditutup.
Menurut Mantan Ketua Gabungan Pengusaha Perkebunan Indonesia (GPPI) Kotim ini, keberadaan Bank Indonesia di Kotim sangat diharapkan, pengusaha, terutama yang bergerak dibidang Perkebunan Kelapa Sawit dan Pertambangan dalam melakukan transaksi keuangan di Perbankan.
Baca juga: Ini Alasan Gubernur BI Membangun Gedung Megah Bank Indonesia di Palangkaraya
Pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kotim ini, mengatakan, Bank Indonesia pernah membuka pelayanan di Sampit saat masih berjayanya industri kayu, namun setelah adanya moratorium penebangan kayu diikuti dengan dututupnya pelayanan BI di Sampit.
“Saat ini industri perkebunan kelapa sawit sudah tumbuh pesat ditambah dengan pertambangan bijih besi, sehingga transaksi ekonomi Kotim dalam perbulan mencapai Rp24 triliun, Kobar Rp8 triliun sedangkan Palangkaraya hanya Rp4 triliun, selayaknya Kantor BI Sampit dibuka kembali pelayananya,” ujarnya.
Lebih jauh dia mengungkapkan, selama BI Sampit di tutup dan digantikan dengan kas titipan melalui BRI Sampit, pengusaha kesulitan dalam melakukan tranraksi keuangan dalam jumlah besar.
“BRI kerap kekurangan uang sehingga pengusaha kadang menunggu hingga dana kas cukup setelah lapor ke BI Palngkaraya. Kami terpaksa harus menunggu, hingga dana itu ada, saya bergarap pelayanan BI di Sampit kembali dibuka, meski di Palangkaraya juga dibangun gedung baru,” ujarnya. (Tribunkalteng.com / faturahman)