kaltengonline.com – Pesta demokrasi untuk memilih bupati dan wakil bupati Kabupaten Kapuas selalu menyita perhatian tiap periode. Pertarungan head to head selalu terjadi tiap edisinya. Meski pemilihan serentak baru dilaksanakan pada 2024 mendatang, figur-figur potensial yang akan maju mengikuti kontestasi sudah bermunculan saat ini.
Beberapa bulan terakhir, setidaknya ada lima figur yang muncul dan digadang-gadang maju menjadi orang nomor satu di kabupaten yang memiliki penduduk terbesar di Bumi Tambun Bungai ini. Kelima nama yang sudah ramai beredar dan diisukan maju adalah Drs HM Nafiah Ibnor yang saat ini menjabat wakil bupati. Kemudian ada nama Sekda Kapuas Drs Septedy MM dan Ketua DPRD Kapuas Ardiansah SHut MM.
Selain tiga nama yang masih aktif di lembaga eksekutif dan legislatif Kapuas tersebut, juga ada dua nama populer lainnya yang muncul di tengah publik. Pertama adalah Ketua DPRD Kalteng H Wiyatno SP. Peraih suara tertinggi pada pemilihan legislatif (pileg) daerah pemilihan V itu disebut-sebut bakal maju pada pesta demokrasi di Kapuas. Nama kedua yakni Mantan Wakil Gubernur (Wagub) Kalteng Habib Ismail yang juga menjabat ketua DPW PKB Kalteng.
Melihat nama kelima figur yang muncul itu, potensi terjadinya perang bintang bakal tersaji pada Pilkada Kapuas nanti. Banyak tokoh syarat pengalaman yang bisa menjadi pilihan rakyat.
Habib Ismail Bin Yahya memang memberi sinyal maju pada pilkada serentak 2024 mendatang. Namun mantan Wagub Kalteng ini mengaku lebih tertarik untuk mengikuti pemilihan gubernur.
“Kenapa turun (maju Pilbup Kapuas), masa dari wakil gubernur malah ke kabupaten, seharusnya meningkat dong, jadi gubernur. Kan alhamdulillah bisa memimpin Provinsi Kalteng tahun 2024 nanti,” kata Habib Ismail saat dibincangi Kalteng Pos, tadi malam (12/10).
Dikatakan Habib bahwa pihaknya memiliki partai yang siap bekerja keras, satu suara, dan satu komando memenangkan kader-kader yang diusung. Dengan target 6-7 kursi, tinggal menambah sedikit, bukan tidak mungkin dirinya bisa diusung untuk maju pada Pilgub Kalteng.
“Kalau diminta harapan, ya saya yang menjadi KH 1 Kalteng, tidak ada yang lain, karena jika terpilih, saya akan mewakafkan diri sepenuhnya untuk Provinsi Kalteng,” ujar mantan anggota DPD RI itu.
Habib mengaku ingin serius bertarung pada Pilgub 2024 mendatang. Karena itu, sekarang ini pihaknya fokus menggalang kekuatan untuk menghadapi pemilihan legislatif (pileg) dalam rangka menambah kursi di DPRD provinsi sebagai perahu menuju kontestasi politik.
“Kemarin (Pilgub 2020) kami masih menghormati incumben, saat ini kan tidak lagi incumben ya kita liat saja prospek ke depan,” bebernya.
Sedangkan terkait pilkada di Kapuas, Habib menilai semua figur yang namanya muncul itu memiliki peluang yang sama. Semua berhak dicalonkan dan dipilih. Selama sang calon merupakan warga negara Indonesia (WNI), maka punya peluang. Kendati demikian, Habib menyarankan kepada seluruh figur untuk terlebih dahulu mengenal dan memahami keinginan masyarakat Kapuas.
“Pelaksanaannya kan masih cukup lama, pintar-pintarlah para figur menggunakan kesempatan untuk mengambil hati masyarakat, tapi yang perlu diperhatikan bahwa nama-nama calon yang diprediksi bisa menjadi gelombang besar, seperti yang saya sampaikan, semuanya punya peluang,” pesan Habib.
Melihat peta politik yang sedang menghangat di Kabupaten Kapuas, pengamat politik Dr Jhon Retei Alfri Sandy menilai kelima nama yang mulai ramai diisukan maju itu memiliki peluang besar untuk bertarung memperebutkan kursi pimpinan di Kabupaten Kapuas. Di samping karena berdomisili di Kapuas, juga sangat dikenal oleh masyarakat.
“Sekali lagi kan yang mana berpeluang maju sebagai bupati Kapuas, itu dilihat dari struktur demografi masyarakat di sana, dari beberapa nama itu, tingkat popularitas mereka cukup tinggi, karena menduduki posisi strategis di pemerintahan provinsi,” ucap Jhon.
Ia menambahkan, nama-nama di luar lima figur yang ramai diisukan maju tersebut pun berpotensi untuk diusung sebagai kontestan. Misalnya dari kalangan muda. Ada nama Ketua KNPI Provinsi Kalteng Alfian Mawardi.
“Namun kembali lagi ke partai politik yang mengusung, seberapa kuat nanti, kalau misalnya nama itu sudah muncul, ya tinggal diperlihatkan bagaimana konstruksi kecenderungan pemilih dan partai pengusungnya nanti, karena semua itu saling menunjang, jadi perlu adanya manajemen tim,” pungkasnya. (pra/irj/ce/ala/ko)
© 2022 KaltengOnline.com – Media Online Kaltengpos
© 2022 KaltengOnline.com – Media Online Kaltengpos