Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menerima kunjungan Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura di Gedung Sate. Dalam pertemuan tersebut, Ridwan Kamil menginginkan pengusaha di daerahnya bisa berinvestasi di bidang pertambangan di wilayah Sulteng.
Kepada wartawan, Ridwan Kamil mulanya mengatakan Pemprov Sulteng ingin mempelajari tentang sistem merit Jabar yang sudah diakui menjadi nomor satu di Indonesia. Sulteng ingin belajar tentang sistem manajemen ASN tersebut supaya bisa diterapkan di sana.
“Saya kedatangan Gubernur Sulawesi Tengah yang ingin mempelajari reformasi birokrasi. Merit sistem kita kan juara 1 yah, terbaik se-Indonesia. Nah saya kira semua ilmu yg dianggap baik, silakan. Gratis dan didukung, termasuk bersekolah di BPSDM kita,” kata Kang Emil, sapaan akrabnya, Jumat (20/1/2023).
Kemudian, Kang Emil juga minta dibantu supaya pengusaha di Jabar bisa ikut berinvestasi di bidang pertambangan di Sulteng nantinya. Mengingat, ada 8 jenis tambang di Sulteng mulai dari nikel, egaf, emas hingga tambang bijih besi.
“Sebaliknya, kami mohon dibukakan pintu investasi. Jangan hanya pengusaha nasional yang ke Sulteng, perusahaan nikel. Kami juga ada perusahaan, pengusaha-pengusahanya, namun karena kurang informasi, mungkin pintunya tidak paham mau dibuka di mana. Nah kami mohon dibukakan,” ucap Kang Emil.
Kang Emil bahkan menginginkan dalam jangka waktu satu hingga dua tahun, pengusaha Jabar bisa berinvestasi tambang di Sulteng. Sebaliknya, dalam jangka waktu tersebut, Sulteng juga bisa mengembangkan sistem birokrasinya setelah belajar dari Jawa Barat.
“Sehingga nanti, dalam setahun dua tahun, terdengar pengusaha Jabar juga hadir di Sulteng. Dan birokrasi Sulteng juga membaik setelah belajar dari BPSDM Jabar,” katanya.
Di tempat yang sama, Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura ingin mempelajari sistem merit Jawa Barat supaya bisa diterapkan di wilayahnya. Bagi Rusdy, dari pada jauh-jauh belajar sistem reformasi birokrasi itu ke luar negeri, ia menargetkan Jabar untuk bisa berbagi ilmu tentang manajemen ASN tersebut.
“Kita belajar semua ke Jawa Barat. Karena dari pada saya belajar ke Korea atau ke mana, Jawa Barat ini sudah canggih sistemnya,” pungkasnya.