Pembocora data Bjorka sudah berpetualang dan ‘mengacak-acak’ ruang digital Indonesia selama beberapa pekan. Dalam sepekan terakhir, banyak yang terjadi padanya, mulai dari kelanjutan doxing hingga muncul tersangka.
Nama pengguna forum gelap ini mulai menyita perhatian saat membocorkan data Tokopedia pada 19 Agustus hasil pembobolan pada 2020. Entah siapa yang meretasnya.
Yang jelas, Bjorka perlahan naik daun meraup popularitas terutama melalui komentar-komentar sinisnya pada pemerintah di dunia maya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lalu apa yang dilakukannya pada pekan lalu? Simak rinciannya di sini:
Bjorka mengawali petualangannya pada awal pekan lalu dengan melakukan doxing atau pembeberan data pribadi sederet pejabat publik.
Pada Senin (12/8), Bjorka melakukan doxing pada sejumlah pejabat publik di channel dan grup Telegram miliknya, mulai dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Mendagri Tito Karnavian, hingga Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Isinya masih berupa nama lengkap, alamat, nomor telepon, Nomor Induk Kependudukan (NIK), pendidikan terakhir, hingga status vaksin.
Beberapa pejabat mengaku data yang diumbar Bjorka tak akurat atau belum diperbarui.
Pada awal pekan lalu akun media sosial Bjorka juga sempat beberapa kali mengalami penangguhan.
Bjorka total mengalami penangguhan akun Twitter sebanyak tiga kali lewat akun @bjorkanism, @bjorxanism, dan @bjorkanesian.
Selain Twitter, channel Telegram Bjorka @bjorkanism dan @bjorkanesian juga terkena take down sebanyak dua kali.
Dengan hilangnya kedua saluran komunikasi tersebut, saluran komunikasi Bjorka saat ini hanya grup Telegram Bjorkanism yang beranggotakan 25 ribu orang serta situsbreached.to, tempatnya membocorkan data.
Setelah kehilangan Twitter dan channel Telegram di awal pekan, petualangan Bjorka muncul ke dunia nyata lewat tudingan tersangka pada sejumlah orang.
Pemuda asal Cirebon berinisial FS (17) menjadi yang pertama terkena tuduhan sebagai Bjorka. Tuduhan ini disampaikan oleh sebuah akun Instagram @volt_anonym.
Kemudian sosok lain datang dari pemerintah yang mengklaim telah menemukan hacker Bjorka di Madiun.
Bjorka pun mengomentari kedua tudingan dengan mengejeknya.
“That’s complete bullshit. The indonesian government feels they has identified me based on misinformation from the dark tracer (twitter.com/darktracer_int), who has provided fake services to the indonesian government. Perhaps this child has now been arrested and is being interrogated by the indonesian government. For dark tracer, it’s your sin to have given wrong information to a bunch of idiots,” tulisnya di situs Breached.to pada Kamis (15/9).
(Itu sepenuhnya adalah omong kosong. Pemerintah Indonesia merasa telah mengidentifikasi saya berdasarkan misinformasi dari Dark Tracer , yang telah memberikan layanan palsu kepada pemerintah Indonesia. Mungkin anak ini sekarang telah ditangkap dan diinterogasi oleh pemerintah Indonesia. Untuk Dark Tracer, memberikan informasi yang salah kepada sekumpulan idiot adalah dosa, red).
“A hacker wannabe also provided this misinformation on instagram (@volt_anonym). Even though i never had a tiktok and instagram account. Lol (seseorang yang pengen kayak peretas juga memberikan informasi palsu di Instagram. Meskipun saya tidak pernah punya akun TikTok dan Instagram)” tulis Bjorka.
Pemuda asal Cirebon sendiri mengaku tidak mengetahui perihal Bjorka. Dia pun meminta mengaku sudah menghubungi Polres Cirebon Kota untuk meminta pendampingan untuk menyampaikan klarifikasi atas informasi yang mendiskreditkan namanya.
Tersangka pembantu Bjorka di halaman berikutnya…
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT