Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Surya Toto Indonesia Tbk (TOTO) belum percaya diri hadapi bisnis sanitary di tahun depan sebab tantangan tidak hanya dari dalam negeri tapi juga luar negeri.
Direktur Keuangan Surya Toto Indonesia (TOTO) Setia Budi Purwadi menjelaskan hingga saat ini pasar dalam negeri masih belum ada perkembangan positif. “Harapannya eskpor bisa naik di tahun depan walau agak sulit,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (6/12).
Baca Juga: Well Harvest Winning kembangkan nilai tambah hilirisasi industri mineral
Setia menyatakan kesulitan yang mesti dihadapi untuk eskpor adalah ekonomi global masih lesu. Ditambah lagi perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang masih terus berlangsung.
Asal tahu saja hingga di akhir September 2019, penjualan segmen saniter TOTO dalam negeri tertekan cukup dalam. Tercatat penjualan segmen saniter dalam negeri turun 26,05% year on year (yoy) menjadi Rp 403,31 miliar. Namun, penjualan luar negerinya naik 11,8% menjadi Rp 261,59 miliar.
Adapun kalau melihat total penjualan di kuartal III 2019, TOTO membukukan penjualan neto turun 11,8% menjadi Rp 1,52 triliun dari sebelumnya Rp 1,72 triliun di periode yang sama tahun lalu.
Satu-satunya segmen yang tumbuh untuk penjualan domestik adalah peralatan sistem dapur sebesar 13,54% menjadi Rp 109,51 miliar.
Laba bersih Surya TOTO juga amblas hingga 61% yoy menjadi Rp 83,34 miliar dari sebelumnya Rp 230,59 miliar di kuartal III 2018. Setia menjelaskan turunnya laba perusahaan karena sejalan dengan turunnya penjualan neto.
Baca Juga: 23 tahun di Indonesia, Prudential dorong penetrasi & inklusi asuransi
Selain itu, beban usaha juga terpantau tumbuh sampai 24% menjadi Rp 165,11 miliar karena adanya beban sewa gedung dan service charge sewa gedung kantor pusat.
Setia belum bisa membuka target penjualan dan laba di tahun ini karena masih dalam tahap penyusunan anggaran.
Selain penurunan laba, Surya Toto juga membukukan penurunan aset perusahaan sebesar 2% dibandingkan akhir Desember 2018 menjadi Rp 2,83 triliun. Begitu juga dengan total liabilitasnya yang turun 7% menjadi Rp 901,16 miliar dibandingkan akhir Desember tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News