Jakarta, CNBC Indonesia – Harga nikel dunia sempat mengalami lonjakan yang tak kira-kira atau mencapai US$ 100.000 per ton. Hal itu membuat perdagangan di London Metal Exchange (LME) ditutup sementara sampai pada Rabu (16/3/2022).
Pada saat perdagangan nikel di LME kembali dibuka, harga nikel kembali mengalami penurunan atau tercatat mencapai US$ 45.590/ton. Meskipun harganya turun, harga nikel itu tercatat masih tinggi ketimbang harga mineral acuan (HMA) nikel yang ditetapkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada Maret 2022 yang hanya US$ 23.537 per ton.
Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Pengembangan Industri Sektor ESDM Agus Tjahajana menyampaikan, bahwa harga saat ini memang terlalu tinggi. Dalam catatannya, harga nikel mengalami lonjakan karena pertama di dua tahun terakhir ini memang stok nikel dunia menurun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Agus bilang, stok nikel mengalami penurunan karena beberapa negara banyak mengurangi ekspor nikel mentah atau ore. “Ditambah dengan Rusia yang salah satu pemasok besar, begitu dia berhenti otomatis orang agak sedikit panic buying, keliatan bahwa harganya sangat tidak terkendali,” terang dia kepada CNBC Indonesia, Jumat (18/3/2022).
Dalam beberapa tahun belakangan, ekspor nikel ore memang semarak yang kebanyakan dipakai untuk membuat campuran stainless steel. Namun ekspor ore menyusut tatkala beberapa negara mulai memanfaatkan ore nikel untuk dalam negeri demi memdnuhi nilai tambah dengan membuat fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter).
“Belakangan ini sangat heboh karena kita consern mengenai iklim, salah satu solusi yang dikembangkan adalah membuat kendaraan listrik, kendaraan listrik itu membutuhkan baterai dan nikel sangat baik untuk baterai, tidak hanya kendaraan,” terang dia.
Adapun baterai listrik atas bahan baku nikel ini juga bisa dipakai untuk kebutuhan pengembangan pembangkit listrik, seperti kincir angin di pembangkit angin, turbin untuk pembangkit tenaga hydro, dan pembangkit listrik tenaga suraya (PLTS).
“Semua akan menjadi energi kita di masa depan, RI berencana akan membangun PLTS sangat besar, nah tanpa bantuan baterai itu tidak akan berhasil. Maka nikel itu sangat dibutuhkan,” tandas Agus
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT