logo
Selamat
Logo
twitter
facebook
instagram
youtube
Jumat, 6 Januari 2023
09 Desember 2021
14:19 WIB
Penulis: Dwi Herlambang,
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA – Terletak di Kabupaten Sorowoka, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Danau Matano menjadi salah satu bukti bagaimana kayanya Indonesia akan keindahan alam. Air tenang ditambah dengan lanskap perbukitan dan pepohonan hijau besar memberikan kenyamanan mata bagi semua orang yang datang berwisata.
Selain keindahan danaunya, kedalamannya yang mencapai 600 meter menjadikannya sebagai danau terdalam yang ada di Asia Tenggara. Catatan lainya menyebutkan Danau Matano merupakan danau paling dalam ke delapan di dunia.
Danau ini juga menyimpan jejak peradaban di masa lampau. Beberapa waktu lalu tim Pusat Penelitian Arkeologi Nasional telah melakukan penyelaman di daerah situs Pulau Ampat—di dalam kawasan danau. Hasilnya pada kedalaman 4-16 meter ditemukan berbagai benda peninggalan masa lalu dari sebuah kampung yang tenggelam akibat gempa bumi.
Dari hasil kajian, para peneliti menyimpulkan bahwa kampung yang tenggelam di daerah seluas 4,6 kilometer persegi tersebut adalah Kampung Pandai Besi. Adanya jejak hunian tersebut dibuktikan melalui penemuan sisa-sisa tembikar, peralatan rumah tangga, dan berbagai peralatan pengolahan besi.
“Oleh tim peneliti disimpulkan bahwa kampung ini dahulunya adalah Kampung Pandai Besi yang padat penduduknya,” kata Triwuryani, arkeolog dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dalam acara peluncuran Tur Virtual Situs Arkeologi Dana Matano, Kamis (9/12).
Baca juga: Usaha Perikanan-Pariwisata Di Danau Toba Bisa Berdampingan
Menurut Triwuryani, pada zaman dahulu di sekitar Danau Matano memang terkenal sebagai daerah penghasil bijih besi. Hal itu diperkuat dengan bahan baku bijih besi yang sangat melimpah sehingga masyarakat pada saat itu menjadi ahli mengelola besi atau disebut sebagai Pandai Besi—yang belakangan menjadi asal-usul nama kampung tenggelam tersebut.
Dari hasil penelitian, aktivitas pembuatan bijih besi di Danau Matano sudah terjadi sejak abad ke-6 atau 1500 tahun yang lalu. Bijih besi yang dihasilkan juga dikenal memiliki kualitas tinggi dan tidak heran besi-besi ini bisa menyebar ke seluruh Indonesia bahkan dunia. Para pengrajinnya pun turut dikenal sebagai ahli besi oleh masyarakat lainnya.
Sebagai contoh kualitas besi Matano sangat melegenda adalah bangunan monumental di Pulau Jawa dari abad ke-8 seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan diduga dibuat menggunakan peralatan besi yang dihasilkan dari perkampungan ini. Begitu juga kerajaan Majapahit pada abad ke-13 pada saat melakukan pengadaan senjata seperti tombak, keris, dan pedang semuanya dibuat di Matano.
Triwuryani menjelaskan tembikar yang ditemukan ketika dibedah memiliki isi flek-flek besi. Sehingga ia berintepretasi bahwa logam-logam dari hasil peleburan bijih besi dituangkan ke dalam tembikar tersebut lalu dipasarkan. Pembuatan itu menjadi salah satu alat produksi yang dilakukan didaerah Usu.
Baca juga: Menikmati Indahnya Panorama Danau Maninjau
“Untuk daerah Usu sendiri memang tidak disebutkan di dalam naskah Galigo. Di dalam naskah tersebut disebutkan ada power luwu atau besi luwu—yang sebenarnya adalah besi luwu tersebut yaitu besi Matano,” ujarnya.
Pun diperkuat dalam Kitab Kertagama dijelaskan pada abad ke-14 Raja Kerajaan Majapahit Ke-4 Hayam Wuruk melakukan ekspedisinya ke daerah Luwu. Ditafsirkan perjalanan itu adalah untuk melakukan pengadaan senjata ke Luwu. Menurut Triwuryani dari hasil wawancara terhadap beberapa masyarakat di daerah Trowulan, Mojokerto, pun ternyata keris-keris yang ada di Majapahit tidak asing lagi dengan Besi Matano.
“Besi itu bagus karena mengandung nikel sehingga kalau dijadikan keris itu bermutu tinggi, kualitasnya bagus dan menjadi tahan karat,” lanjutnya.
Dengan catatan ini, Danau Matano merupakan situs sejarah penting tidak hanya bagi Indonesia, Asia Tenggara dan juga Asia Pasifik. Adapun kemajuan suatu peradaban sendiri pada saat itu bisa dilihat dari kemampuan masyarakatnya dalam mengolah besi.
“Hingga kini daerah Matano masih menjadi kawasan industri pertambangan besi yang dikelola secara modern. Bijih besi matano telah mendunia hingga masa modern sekarang ini,” tutupnya.
Bagikan ke:
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on LinkedIn
Share on Whatsapp
Silahkan login untuk memberikan komentar
Login atau Daftar
Tentang kami
Redaksi
Pedoman Media Siber
Disclaimer
Privacy Policy
Kontak
©Validnews 2022 All rights reserved.