Jakarta, CNBC Indonesia – Nilai tukar dolar Australia terus menanjak melawan rupiah hingga mencapai rekor termahal nyaris 7 tahun terakhir. Mata Uang Negeri Kanguru ini sekali lagi ditopang oleh naikknya harga komoditas serta prospek pemulihan ekonomi Australia.
Pada perdagangan hari ini, Kamis (25/2/2021) pukul 12:58 WIB, AU$ 1 setara Rp 11.234,43, dolar Australia menguat 0,15% di pasar spot melansir data Refinitiv. Level tersebut merupakan yang termahal sejak 3 Juli 2014, dan sepanjang tahun ini sudah menguat 4%.
Harga komoditas ekspor utama Australia, bijih besi, mengalami kenaikan luar biasa. Saat ini diperdagangkan di kisaran US$ 170/ton, sementara satu tahun lalu masih di kisaran US$ 90/ton. Artinya harga bijih besi naik nyaris 100%.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain bijih besi, harga tembaga juga meroket ke US$ 9.000/ton untuk pertama kalinya sejak tahun 2011 Senin kemarin. Kemudian nikel diperdagangkan di atas US$ 20.000/ton, pertama kalinya sejak 2014.
Dolar Australia juga mendapat tenaga dari membaiknya pasar tenaga kerja. Biro Statistik Australia Kamis (18/2/2021) lalu melaporkan tingkat pengangguran turun 6,4% di bulan Januari, dari bulan sebelumnya 6,6%. Tingkat pengangguran tersebut merupakan yang terendah sejak April 2020.
Selain itu, sepanjang bulan Januari terjadi perekrutan tenaga kerja sebanyak 29.100 orang. Artinya, perekonomian Australia mulai bergeliat setelah mengalami resesi terparah sepanjang sejarah akibat serangan virus corona (Covid-19).
National Australia Bank (NAB) yang proyeksi terbarunya menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi Negeri Kanguru menjadi 5% di tahun ini.
“Kami merevisi perkiraan produk domestik bruto (PDB) tahun 2021 menjadi 5% dari sebelumnya 4,5%, dan untuk tahun 2022 sebesar 3,9%,” kata ekonom Tonu Kelly, ekonom NAB sebagaimana dilansir ABC, Rabu (24/2/2021).
Dengan harga komoditas yang tinggi dan pemulihan ekonomi yang lebih cepat, bukan tidak mungkin dolar Australia memecahkan rekor termahal sepanjang sejarah. Rekor saat ini berada di level Rp 11.422,4/AU$ yang dicapai pada 27 Juni 2014 lalu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT