SURYA.CO.ID, SIDOARJO – Penanganan sampah di Sidoarjo benar-benar rumit. Pemerintah sudah resmi menutup Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jabon karena overload, di sisi lain sanitary landfill belum siap dioperasikan.
Untuk mengatasi persoalan sampah yang saban hari menumpuk sekitar 500 ton di Sidoarjo, sementara ini Pemkab Sidoarjo akan memaksimalkan pengoperasian Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di masing-masing wilayah.
“Jangka pendek kami memperbanyak TPST Kawasan. Serta memaksimalkan fungsi pemilahan dan pengolahan sampah di TPST,” kata Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor saat meninjau TPA Jabon, Rabu (3/11/2021).
Menurutnya, penambahan TPST Kawasan akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Salah satunya adalah di kawasan perkotaan, di Bluru, Kecamatan Sidoarjo.
Menurut Gus Muhdlor, sapaann Ahmad Muhdlor, persoalan sampah menjadi tanggung jawab bersama. Mulai dari hulu sampai hilir harus bersama-sama memikirkan.
“Permasalahan sampah ini menjadi tanggung jawab kita semua, kalau semua sampah yang dikirim ke TPA tanpa melalui pemilahan maka dipastikan tidak bisa menampung,” katanya.
Sampah yang dikirim ke TPA Jabon mencapai 400 – 500 ton per harinya. Oleh karena itu penanganan jangka pendek Bupati minta adanya pemilahan sampah sebelum dikirim ke TPA Jabon.
“Pemanfaatan sanitary landfill saat belum bisa dilakukan, karena masih ada satu peralatan yang belum siap,” tambahnya.
Selain menunggu pengoperasian sanitary landfill dan rencana menambah TPST, Pemkab Sidoarjo juga berencana melakukan inovasi pengolahan sampah dengan cara dijadikan briket atau bahan bakar arang.
Solusi ini masih dalam kajian Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Sidoarjo.
“Kami sudah ada rencana sampah ini akan diolah menjadi bahan bakar arang atau briket, ini masih dalam proses pembahasan oleh DLHK,” ujar Gus Muhdlor.